Bisnis.com, JAKARTA — Pilihan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggalang dana di pasar modal melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) disebut akan memberikan banyak manfaat.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan dengan IPO dan mencatatkan saham di BEI, BUMN mendatangkan manfaat bagi berbagai pihak.
Dari sisi perusahaan, kata Nyoman, IPO dapat membantu BUMN untuk memperoleh pendanaan yang berkelanjutan, menciptakan kemandirian perusahaan, meningkatkan profitabilitas/efisiensi, dan juga memperkuat tata kelola perusahaan.
Kemudian bagi pemerintah, semakin banyaknya perusahaan BUMN yang go public diharapkan semakin meningkatkan kinerja perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkan kontribusi terhadap APBN dalam bentuk dividen dan pajak bagi negara.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian BUMN, penerimaan negara yang bersumber dari BUMN melingkupi setoran pajak dam dividen mencapai Rp280 triliun atau 18 persen terhadap realisasi total penerimaan negara dari perpajakan tahun 2019 yang sebesar Rp1.545,3 triliun.
Bagi masyarakat luas dan ekonomi secara nasional, keberadaan BUMN sebagai perusahaan terbuka selain diharapkan dapat menjadi sarana optimalisasi alokasi sumber daya yang tersedia dan penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga
“Emiten BUMN juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi masyarakat Indonesia melalui proses pemerataan kepemilikan perusahaan negara,” kata Nyoman, Jumat (5/2/2021)
Kehadiran BUMN di lantai bursa juga akan turut memberikan manfaat bagi pasar modal. Nyoman menyebut emiten BUMN dapat meningkatkan likuiditas pasar modal dan menambah opsi sarana investasi bagi para investor pasar modal.
Pasalnya, IPO BUMN dan/atau anak BUMN sampai dengan saat ini sangat disambut baik oleh investor. Hal ini tercermin dari cukup aktifnya saham-saham yang ditransaksikan oleh para investor.
BEI mencatat, sepanjang kuartal I hingga kuartal III tahun 2020, sebesar 36,13 persen nilai transaksi saham di BEI berasal dari transaksi jual-beli saham perusahaan BUMN dan Anak BUMN.
“Saat ini market cap saham-saham BUMN dan Anak BUMN memiliki porsi 25,8 persen terhadap seluruh market cap saham-saham tercatat di BEI,” tambahnya.