Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif usai Badan Pusat Statistik melansir data Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2020 mengalami kontraksi minus 2,07 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka menguat 0,60 persen ke level 6.143,85. Indeks sempat melemah usai Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi 2020. BPS melansir pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 mengalami kontraksi 2,07 persen.
Namun, tidak berselang lama, IHSG kembali ke zona hijau. Hingga pukul 10.10 WIB, indeks bertengger di level 6.116,50 atau menguat 0,15 persen. Pergerakan zig-zag terus berlangsung hingga pukul 10.28 WIB.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan meski hasil PDB tahunan Indonesia mengalami minus yang lebih dalam dari konsensus, hasil -2,07 persen cenderung bisa diterima pasar.
"Slightly di bawah konsensus, tapi saya rasa masih oke. Kalaupun ada koreksi saya rasa tidak akan melemah yg terlalu signifikan" kata Dennies kepada Bisnis, Jumat (5/2/2021)
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut hasil PDB Indonesia tahun 2020 hanya sedikit berbeda dari konsensus ekonom sehingga pergerakan pasar sudah diperhitungkan oleh pelaku pasar. . "Jadi tidak ada kekhawatiran," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.
Baca Juga
Sebelumnya, konsensus ekonom yang dirilis Bloomberg, memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan menyusut 2,2 persen.
Dari data yang dikumpulkan, proyeksi pertumbuhan ini menunjukkan sedikit perubahan dalam aktivitas transportasi dan sedikit peningkatan dalam pengukuran aktivitas ritel sepanjang kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, di tengah rata-rata sedikit pelonggaran ukuran jarak sosial.
Sementara itu, pagi ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada sepanjang 2020 tumbuh minus 2,07 persen.
Realisasi ini anjlok dibandingkan 2019 lalu yang tumbuh 5,02 persen. Kontraksi ekonomi ini dipicu oleh pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi pemerintah yang berada di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen. Namun, pertumbuhan ini berada di bawah ekspektasi yang dipasang oleh Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) yang sama-sama memperkirakan Indonesia akan tumbuh minus 2,2 persen.