Bisnis.com, JAKARTA - Berita tentang investasi jumbo ekosistem baterai menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi Selasa (2/2/2021).
Berikut beberapa rincian perkembangan isu-isu terkini seputar pasar modal dan kinerja emiten:
1. Industri Baterai Kendaraan Listrik Butuh Investasi hingga Rp252 Triliun
Pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik diperkirakan membutuhkan investasi senilai US$13,4 miliar—US$17,4 miliar (Rp252,3 triliun).
Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana mengatakan bahwa kebutuhan investasi itu untuk membangun industri baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir dengan kapasitas cells 140 GWhe.
Pembangunan industri baterai ini akan melibatkan konsorsium BUMN, yakni Indonesia Battery Holding (IBH) yang terdiri atas Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., bersama mitra investor asing.
2. PLN Penuhi Kebutuhan Tenaga Listrik dan Uap Blok RokRokan
Pada 2024, diperkirakan cadangan daya sistem kelistrikan Sumatra sebesar 3.811 MW atau 46,1 persen sehingga dipastikan siap memenuhi kebutuhan listrik Wilayah Kerja Rokan.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan surat perjanjian jual beli tenaga listrik dan uap (SPJBTLU) antara PLN dengan anak usaha Pertamina, yaitu Pertamina Hulu Rokan (PHR).
3. Saham Bank Net Syariah (BANK) dan Damai Sejahtera Abadi (UFOE) Naik Lebih dari 30 Persen
Dua saham emiten anyar mencetak kenaikan harga saham tertinggi kemarin, Senin (1/2/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik 3,5 persen atau 205,19 poin menjadi 6.067,55. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.735,47-6.070,73. Torehan ini sekaligus mengantarkan indeks kembali ke level 6.000 setelah tujuh sesi terakhir mencetak pelemahan.
4. Krakatau Steel (KRAS) Targetkan Volume Ekspor Naik 20 Persen Tahun Ini
Pada 2021, emiten berkode saham KRAS menargetkan volume pengiriman ekspor mencapai 155 kiloton atau meningkat 20,77 persen dibandingkan tahun lalu.
5. Emiten Batu Bara Mengeruk Berkah Jelang Imlek
Impor batu bara termal China masih akan tetap kuat menjelang Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari 2021. Produsen batu bara asal Indonesia akan diuntungkan selaku eksportir terbesar ke Negeri Panda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel