Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berhasil menutup perdagangan pada awal pekan terakhir bulan Januari di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (25/1/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 0,09 persen atau 12 poin ke level Rp14.022 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,146 poin atau 0,16 persen ke level 90,092.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, sentimen positif penguatan nilai rupiah berasal dari kebijakan Bank Inodnesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Hal tersebut membuat imbal hasil pada instrumen keuangan seperti surat utang pemerintah masih cukup kompetitif.
"Kebijakan ini kemudian membuat investor tetap bertahan di Indonesia," ujarnya.
Di sisi lain, pasar keuangan di Asia juga kompak mengalami penguatan. Hal tersebut didorong oleh persepsi investor terkait pendistribusian vaksin virus corona akan menurunkan angka penularan global.
Baca Juga
Lebih lanjut, prospek stimulus tambahan dari pemerintah AS untuk penanggulangan virus corona juga menggairahkan pelaku pasar global.
Untuk besok, Yusuf memperkirakan nilai tukar akan mengalami pelemahan. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya tensi antara AS dan China setelah pengiriman kapal perang AS ke Laut China Selatan.
Sementara itu, dari dalam negeri peningkatan kasus virus corona juga akan menekan nilai rupiah. Menurutnya, hal ini akan mempenagruhi sentimen negatif pada pasar keuangan domestik.
"Rupiah diproyeksikan melemah di kisaran Rp14.050 sampai Rp14.100," ujarnya.