Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Lengkap Konstituen Indeks IDX High Dividend 20 Usai Rebalancing

Bursa Efek Indonesia melakukan perombakan konstituen indeks acuan IDX High Dividend 20 untuk periode 5 Februari 2025 hingga 6 Februari 2026.
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/12/2024)./ JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/12/2024)./ JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia melakukan perombakan konstituen indeks acuan IDX High Dividend 20 untuk periode 5 Februari 2025 hingga 6 Februari 2026. Berikut susunan lengkap anggota indeks saham paling royal dividen itu.

Berdasarkan pengumuman BEI pada 24 Januari 2025, sebanyak tujuh saham keluar dan masuk dalam indeks yang menaungi emiten-emiten yang royal membagi dividen dengan yield yang tinggi itu. Perubahan mayor IDX High Dividend 20 didasarkan pada hasil evaluasi berkala pada Januari 2025. 

Tujuh saham yang masuk menjadi kostituen baru dalam IDX High Dividend 20 untuk periode 5 Februari 2025 hingga 6 Februari 2026 ialah PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT Bank CIMB-Niaga Tbk. (BNGA), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), dan PT Perusahaan Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO). 

Di sisi lain, tujuh saham yang terdepak dari IDX High Dividend 20 ialah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA). 

Di lantai bursa, IDX High Dividend 20 melemah tipis 0,06% year-to-date hingga akhir perdagangan Jumat (24/1/2025). 

Setelah evaluasi tersebut, lima saham dengan bobot paling besar di dalam indeks IDX High Dividend 20 ialah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO). 

Berikut susunan anggota indeks IDX High Dividend 20 untuk periode 5 Februari 2025 hingga 6 Februari 2026:

No.
Kode
Harga Saham (Rp)
Bobot pada Indeks
1 ACES 755 0,30%
2 ADRO 2.300 10,37%
3 AKRA 1.190 0,74%
4 ANTM 1.490 0.86%
5 ASII 4.870 10,95%
6 BBCA 9.350 15,00%
7 BBNI 4.610 3,71%
8 BBRI 4.190 15,00%
9 BMRI 6.125 15,00%
10 BNGA 1.735 0,32%
11 HMSP 610 0,59%
12 INDF 7.550 1,67%
13 ITMG 26.325 3,02%
14 JPFA 2.020 0,51%
15 PGAS 1.650 2,14%
16 PTBA 2.700 3,57%
17 SIDO 570 0,30%
18 TLKM 2.690 8,48%
19 UNTR 25.100 6,92%
20 UNVR 1.690 0,56%

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengungkap dividen yang dibayar bank milik Grup Djarum akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Emiten dengan kode saham BBCA itu telah mengumumkan kenaikan laba sebesar 12,7% YoY hingga mencapai Rp54,8 triliun pada 2024.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa perseroan selalu mengupayakan kenaikan nominal dividen yang dibayarkan kepada investor setiap tahunnya.

“Kami pernah janji kepada para investor, dividen yang dibayar BCA absolutnya itu harus lebih tinggi setiap tahun. Kecuali mungkin pada 2020 saat Covid-19, ya, karena saat itu profitnya negative growth 5%,” katanya dalam konferensi pers kinerja keuangan BCA 2024 secara virtual, Kamis (24/1/2025).

Seiring dengan pertumbuhan laba positif pada tahun ini, pihaknya bakal menentukan lebih lanjut perihal persentase dividend payout ratio ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

“Tapi yang lalu [tahun buku 2023] seingat saya 68,5% dari profit kita itu kita bagikan sebagai dividen. Jadi nanti kita lihat, tunggu tanggal mainnya pada saat RUPS, kita akan tentukan berapa persen yang akan kita bagikan untuk dividen tahun [buku] 2024,” tuturnya.

Terpisah, VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko menuturkan bahwa manajemen berkeyakinan dapat berkontribusi terhadap setoran dividen kepada negara dan para pemegang saham perseroan. Seiring hal itu, dia juga memastikan strategi perseroan telah dirancang untuk menjaga keseimbangan antara kenaikan dividen dengan rencana investasi pada 2025.

“Kinerja keuangan hingga kuartal III/2024 memberikan sinyal positif. Ini menunjukkan target dividen ke pemerintah tetap bisa terpenuhi sambil melanjutkan rencana capex untuk investasi,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (24/1/2025). 

Dia juga menyatakan bahwa alokasi laba bersih juga telah disusun untuk memastikan rencana investasi tetap berjalan tanpa mengganggu target dividen. Di samping itu, strategi investasi telah dimasukkan dalam rencana bisnis perusahaan. 

Ketika dikonfirmasi terkait rasio pembayaran dividen untuk tahun ini, Andri tidak dapat menyebutkan secara gamblang. Namun, dia hanya memastikan bahwa rasio pembayaran tidak akan berbeda jauh dari tahun lalu.  

“Angkanya belum bisa kami keluarkan sekarang, akan diumumkan menjelang RUPS. Namun, proporsinya tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu,” kata Andri. 

Jika dilihat selama 10 tahun ke belakang, Telkom merupakan salah satu perusahaan BUMN yang tidak pernah absen membagikan dividen. Selain itu, dividend payout ratio TLKM juga tidak pernah kurang dari 60%. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper