Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham yang terkait dengan emas kompak berjatuhan, bersamaan dengan tren penurunan harga logam mulia.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 5 dari 6 emiten saham secara berjamaah mengalami penurunan harga saham hari ini, Senin (11/1/2020). Kelima emiten itu absen dari gegap gempita kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak 2 persen ke posisi 6.382,93.
Saham PT Aneka Tambang Tbk. dan PT Merdeka Copper Gold Tbk, salah dua produsen emas terbesar di Indonesia kompak ditutup melemah. Saham ANTM terkoreksi 0,77 persen ke level 2.580 sedangkan saham MDKA turun 4,15 persen ke level 2.540.
Kinerja hari ini membuat ANTM gagal melanjutkan tren positif yang mana pada akhir pekan lalu menguat 17,12 persen. Sejak awal tahun, saham ANTM sudah naik 17,8 persen dengan total nilai transaksi Rp15,2 triliun.
Sementara itu saham MDKA melanjutkan tren negatif karen pekan lalu ditutup 0,38 persen. Berbeda dengan Antam, saham MDKA sejak awal tahun turun 1,93 persen. Adapun hari ini total perdagangan saham MDKA mencapai 86 juta lembar dengan nilai transaksi Rp225,63 miliar.
Saham terkait emas lain yang juga anjlok adalah PT United Tractors Tbk. Emiten berkode UNTR ini merupakan pemegang saham utama produsen emas PT Agincourt Resources. Saham UNTR turun 2,66 persen ke level 26.550.
Sebagaimana diketahui, harga emas mencetak penurunan terbesar dalam dua bulan terakhir seiring dengan kenaikan mata uang dolar Amerika Serikat. Emas merana saat pasar saham bullish dan imbal hasil obligasi AS menguat.
Dilansir dari Bloomberg, harga emas sempat bikin happy karena menembus level US$1.900 per troy ounce. Namun, pamor itu segera redup begitu imbal hasil obligasi AS naik ke level 1 persen, tertinggi sejak Maret 2020. Di sisi lain, indeks S&P 500 mencetak rekor baru pada akhir pekan lau.
Harga emas spot turun 1,7 persen ke level US$1.817,4 per ounce, terendah sejak 2 Desember 2020 pada pukul 10.57 Waktu Singapura. Pada Jumat (11/1/2021), emas juga anjlok 3,4 persen, terbesar sejak 9 November 2020.