Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar bursa saham Asia tergelincir bersama dengan bursa berjangka AS pada Senin (11/1/2021) karena para pelaku pasar mempertimbangkan implikasi dari kenaikan imbal hasil Treasury AS di tengah dorongan Presiden terpilih Joe Biden untuk bantuan fiskal lebih yang besar.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China ditutup melemah masing-masing 1,08 persen dan 0,99 persen. Sementara itu, indeks Kospi ditutup melemah 0,12 persen.
Di sisi lain, indeks Hang Seng menguat tipis 0,04 persen, sedangkan bursa saham Jepang ditutup karena hari libur. Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,9 persen.
Bursa saham AS mencapai rekor hari Jumat setelah Biden mengatakan dia akan menyusun proposal minggu ini untuk dukungan fiskal senilai triliunan dolar guna melawan dampak ekonomi dari lonjakan kasus virus corona.
Reli pasar saham telah berhenti pada awal pekan karena investor mengevaluasi valuasi yang berlebihan dan beberapa tanda bahwa saham global mungkin naik terlalu cepat. Saham dan imbal hasil Treasury telah naik di tengah ekspektasi pemulihan global yang didorong oleh stimulus dan akhirnya mengendalikan pandemi dengan bantuan vaksin.
"Setelah bullish selama beberapa bulan, kami pasti menjadi lebih berhati-hati pada kenaikan pasar saham pada level ini," tulis kepala strategi pasar Miller Tabak+Co Matt Maley, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Partai Demokrat di bawah Biden akan mendapatkan kendali kedua majelis Kongres begitu dia dilansik sebagai Presiden AS, tetapi memenangkan persetujuan untuk pengeluaran yang ambisiu seperti pembayaran stimulus individu senilai US$2.000 mungkin masih menjadi tantangan di Senat yang memiliki suara imbang dengan Partai Republik.
Sementara itu, Presiden Donald Trump memasuki hari-hari terakhir kepresidenannya dan menghadapi kemungkinan resolusi pemakzulan setelah disalahkan karena menghasut kerusuhan di Capitol AS.
Tugas kebijakan Biden yang membayangi setelah pelantikannya minggu depan termasuk menangani ketegangan yang meningkat dengan China. Media pemerintah China menyerukan pembalasan setelah pemerintahan Trump mengatakan AS akan menghapus pembatasan yang diberlakukan sendiri pada interaksi diplomatik dengan Taiwan. China mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya.