Bisnis.com, JAKARTA — Minat masyarakat terhadap surat berharga negara (SBN) ritel diproyeksi akan terus tinggi pada 2021 ini. Pun, SBN ritel yang dapat diperdagangkan (tradable) akan jadi incaran utama investor.
Sepanjang 2020, pemerintah telah menerbitkan 6 SBN ritel terdiri atas 1 savings bonds ritel (seri SBR009), 2 sukuk ritel (seri ST012 dan ST013), 2 obligasi negara ritel (seri ORI017 dan ORI018), dan 1 sukuk tabungan (seri ST007).
Akumulasi nilai pemesanan keenam SBN ritel tersebut mencapai Rp76,78 triliun. Seri SR013 menjadi yang paling banyak dipesan dengan jumlah pemesanan yang ditetapkan Rp25,67 triliun, diikuti oleh seri ORI017 dan ORI017 masing-masing Rp18,33 triliun, dan Rp12,97 triliun.
Chief Research and Business Development Officer Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan pada masa pandemi Covid-19, investor mencari alternatif investasi pada produk yang aman. SBN yang dijamin oleh pemerintah RI membuat produk ini lebih aman dan terpercaya.
Tren pemangkasan suku bunga acuan saat pandemi mendorong turunnya bunga deposito juga membuat kupon SBN menjadi lebih menarik bagi investor. Di sisi lain, pertumbuhan minat investor berasal dari platform fintech yang resilient terhadap dampak pandemi.
“Hal ini karena investor telah beradaptasi menggunakan platform fintech untuk berinvestasi secara online, apalagi di tengah pandemi, minat investasi online semakin besar,” katanya kepada Bisnis, Minggu (3/1/2021).
Lebih lanjut Ni Putu mengatakan minat terhadap SBN masih besar tahun ini. Pasalnya, di tengah pemulihan ekonomi dunia, nilai tukar dolar AS diperkirakan melemah, sehingga mendorong arus dana investasi masuk ke Indonesia.
“Oleh karena itu kami melihat perdagangan SBN akan lebih likuid dengan semakin banyaknya jumlah investor sehingga diproyeksi tahun 2021, obligasi ritel yang dapat diperdagangan seperti ORI dan SR akan lebih banyak diminati investor,” tuturnya.
Senada, EVP Head of Wealth Management & Premier Banking Commonwealth Bank Ivan Jaya mengatakan seri SBN yang dapat diperdagangkan seperti ORI akan menjadi salah satu incaran utama investor tahun ini.
Menurutnya, karakteristik ORI yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga tingkat likuiditasnya baik dan berpeluang memberikan potensi capital gain untuk investor bakal menambah nilai plus instrumen ini, khususnya bagi investor pemula.
“ORI cocok untuk investor pemula yang ingin mencoba berinvestasi di kelas aset obligasi dengan jumlah investasi yang terjangkau. Tingkat kupon ORI memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito bank pada umumnya,” kata Ivan.
Ivan menuturkan instrumen obligasi pemerintah juga bisa menjadi investasi menguntungkan pada 2021. Namun, potensi kenaikan yield-nya akan terbatas karena pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) sudah banyak dilakukan pada 2020.
“Meski demikian, ORI bisa menjadi salah satu pilihan investasi untuk diversifikasi,” tutupnya.