Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Jumbo di Awal Tahun Jadi Pelecut Optimmisme Pasar Modal

PT FAP Agri Tbk bakal melepas saham ke publik lewat skema IPO dan diestimasi meraup dana Rp1 triliun.
Ilustrasi PT FAP Agri, calon emiten perkebunan kelapa sawit. /FAP Agri
Ilustrasi PT FAP Agri, calon emiten perkebunan kelapa sawit. /FAP Agri

Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten PT FAP Agri Tbk. bakal menjadi bentuk semangat baru penawaran umum saham perdana atau initial public offering/IPO bernilai jumbo di lantai bursa tahun ini.

Calon emiten yang mendapatkan ticker saham FAPA tersebut akan melepas  544,41 juta saham kepada publik dalam aksi IPO. Dengan harga penawaran Rp1.840 per saham, perseroan bakal mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp1 triliun.

FAPA yang termasuk ke dalam daftar saham syariah ini akan tercatat di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia pada Senin (4/1/2021).

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT BCA Sekuritas. Underwriter IPO FAPA itu menjelaskan penetapan harga saham yang cukup mahal disebabkan oleh kepemilikan lahan pengembangan perseroan yang cukup luas serta berdasarkan proyeksi pendapatan bersih perseroan pada 2022.

Kegiatan usaha FAP Agri diproyeksikan mencapai profitabilitas yang stabil setelah investasi untuk pengembangan lahan baru selama beberapa tahun terakhir. Untuk diketahui, FAP Agri memiliki total penguasaan lahan untuk dikembangkan saat ini lebih dari 110.000 hektare.

Operasional FAP Agri membentang di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau, yang mencakup kedalam 10 entitas anak perusahaan, 5 pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 200 ton per Jam, dan 1 pabrik pengolahan kernel (Kernell Crushing Plant).

Sebagai nilai tambah, sektor perkebunan kelapa sawit diperkirakan semakin moncer pada 2021 seiring dengan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) telah menunjukkan tren positif selama beberapa bulan terakhir.

Dalam situs resmi perseroan, FAP Agri mulai beroperasi pertama kali pada tahun 1994. Tonggak sejarah yang dimulai di Kalimantan Utara dan terus berkembang hingga total penguasaan lahan saat ini lebih dari 110.000 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper