Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor IHSG 2020: Indeks Terbaik ke-3 di Asia Tenggara

Sejak awal tahun, IHSG terdepresiasi 5,09 persen dan berada di bawah bursa Vietnam dan Malaysia. Di kawasan Asia Pasifik, IHSG berada di ranking sepuluh.
Karyawan memotret layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (23/11/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan memotret layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (23/11/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja tahunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menempati posisi ketiga terbaik di kawasan Asia Tenggara pada 2020.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG terkoreksi dan ditutup turun 0,94 persen ke level 5.979 pada akhir perdagangan tahun ini, Rabu (30/12/2020).

Sejak awal tahun, IHSG terdepresiasi 5,09 persen atau menempati posisi tiga besar indeks berkinerja baik di kawasan Asia Tenggara. Sementara di kawasan Asia Pasifik, IHSG berada di ranking sepuluh.

Posisi pertama indeks komposit berkinerja terbaik di Asean ditempati oleh Bursa Vietnam yang tercermin lewat penguatan Vietnam Stock Index sebesar 14,21 persen. Selanjutnya posisi kedua ditempati oleh indeks FTSE Bursa Malaysia yang tumbuh 3,38 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan pelemahan IHSG pada tutup tahun 2020 ini salah satunya disebabkan oleh aksi ambil untung dari para investor.

“Karena kenaikan sudah sangat signifikan. investor akan cenderung mengamankan profit yang telah didapat,” kata Dennies kepada Bisnis, Rabu (30/12/2020).

Sementara itu, sentimen positif dari Amerika Serikat terkait dengan stimulus fiskal yang telah disetujui tidak mampu menambah daya IHSG karena pelaku pasar sudah mengantisipasi (priced in).

Dennies menambahkan bahwa investor juga khawatir dengan perkembangan kasus Covid-19, selain dari tingkat penyebarannya yang naik lagi juga diperparah oleh kemunculan virus varian baru di berbagai negara.

Pemerintah Indonesia pun mengambil langkah tanggap dengan mengumumkan penutupan aksses masuk Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia.

“Kalau dilihat pemerintah sudah berupaya menekan angka orang yang pergi berliburan di libur akhir tahun tapi saya lihat upayanya tidak cukup berhasil,” imbuh Dennies.

Apabila pandemi kembali menggerogoti sisi kesehatan dan perekonomian, hal itu dapat membuyarkan ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper