Bisnis.com, JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. telah merampungkan proyek terminal penyimpan bahan bakar minyak atau BBM di Kalimantan Timur. Tangki BBM itu diperkirakan bisa menyumbang laba usaha sebesar US$15 juta atau setara Rp211,85 miliar (Kurs Rp14.123)
Direktur Indika Energy Retina Rosabai mengungkapkan proyek tangki BBM mulai beroperasi sejak November 2020 sehingga diyakini akan mendorong perseroan untuk mengantongi pendapatan lebih baik pada tahun depan.
“Kira-kira setelah full operation, lini bisnis ini akan menyumbang EBITDA sekitar US$15 juta terhadap keseluruhan grup,” ujar Retina saat paparan publik secara daring, Kamis (17/12/2020).
Untuk diketahui, pengembangan lini bisnis fuel storage ini dikerjakan oleh entitas anak perseroan yaitu PT Kariangau Gapura Terminal Energi. Proyek itu secara eksklusif untuk Exxonmobil dengan rincian kapasitas untuk diesel sebesar 75 ML, MoGas sebesar 13 ML, dan B100 sebesar 8ML.
Proyek itu berlokasi di Balikpapan,Kariangau, Kalimantan Timur dengan total biaya proyek mencapai US$115 juta yang terdiri atas US$75 juta dari utang perbankan dan US$38 juta berasal dari ekuitas perseroan.
Periode konstruksi proyek itu selama 22 bulan yang dimulai pada Januari 2019. Adapun, kontraktor proyek itu dilakukan oleh entitas usaha perseroan, yaitu Tripatra dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).
Baca Juga
Selain itu, lini bisnis baru emiten berkode saham INDY itu diharapkan dapat menyeimbangkan pendapatan perseroan dari sektor batu bara yang sampai saat ini masih berkontribusi sekitar 76 persen terhadap keseluruhan pendapatan perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, INDY membukukan pendapatan sebesar US$1,53 miliar hingga kuartal III/2020,turun 26 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan pendapatan kuartal III/2019 sebesar US$2,07 miliar.
INDY juga membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$52,5 juta. Jumlah itu membengkak dari perolehan periode yang sama tahun lalu yaitu rugi US$8,61 juta