Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten PT Victoria Care Indonesia Tbk. melakukan penawaran saham perdana pada Selasa-Jumat (8-11/12/2020).
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Jumat, 4 Desember 2020 telah memberikan pernyataan efektif kepada PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) untuk melakukan penawaran saham perdana atau Intitial Public Offering (IPO) kepada masyarakat.
Penawaran saham perdana akan dimulai Selasa 8 Desember hingga Jumat 11 Desember 2020 sebanyak 1.008.000.000 (satu miliar delapan Juta) lembar saham biasa atas nama yang berasal dari portepel. Volume saham itu mewakili 15,027 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Nilai nominal saham ditetapkan sebesar Rp50 per saham dan harga perdana sebesar Rp100 per saham.
Perseroan akan meraih dana dari hasil penawaran umum seluruhnya sebesar Rp100,8 miliar. Dari dana IPO tersebut, sekitar 26 persen akan digunakan untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan dalam menunjang fasilitas pergudangan. Selebihnya sekitar 74 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional.
Penjatahan saham akan dilakukan pada 15 Desember 2020, dan tanggal pengembalian uang pemesanan (refund) pada 16 Desember 2020. Sementara itu, distribusi saham secara elektronik pada 16 Desember. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 17 Desember 2020.
Baca Juga
Dari sisi kinerja keuangan, Victoria Care Indonesia membukukan penjualan dalam 7 bulan 2020 sebesar Rp617,968 miliar, hampir menyamai perolehan penjualan sepanjang 2019 yang mencapai sebesar Rp797,791 miliar.
Adapun, pertumbuhan penjualan pada 2019 sebesar 34,1 persen jika dibandingkan dengan penjualan tahun 2018. Dalam empat tahun berturut-turut, Perseroan berhasil membukukan Gross Profit Margin (GPM) rata-rata di atas 50 persen.
Sementara itu laba bersih selama 7 bulan tahun 2020 sudah tercapai Rp97,079 miliar, sedangkan selama 12 bulan tahun 2019, net income perseroan sebesar Rp111,763 miliar.
Direktur Utama sekaligus pendiri Victoria Care Indonesia Billy Hartono Salim mengatakan dengan inovasi yang tiada henti baik di tingkat domestik maupun global, telah mengantarkan perseroan memiliki berbagai jenis produk perawatan tubuh dan komestika yang lengkap.
"Kami meyakini dengan keberadaan produk-produk itu telah memenangkan persaingan di hati masyarakat," paparnya dalam siaran pers, Selasa (8/12/2020).
PT Victoria Care Indonesia Tbk adalah perusahaan manufaktur yang berdiri pada tahun 2007 dengan visi untuk menjadi perusahaan kosmetika dan perawatan tubuh terbaik di Asia. Dalam usianya 13 tahun, perusahaan telah menunjukkan performa yang sangat baik, dengan pertumbuhan bisnis yang tinggi dan cepat.
Perseroan menawarkan rangkaian produk termasuk diantaranya lulur, body butter, minyak zaitun, lotion, sabun, masker wajah, vitamin rambut, pewarna rambut, shampo, dan lain-lain.
Perseroan memiliki 7 merek yaitu Herborist (produk perawatan tubuh dengan konsep natural), Miranda (produk pewarna dan juga perawatan rambut), Victoria (produk perawatan tubuh dan wewangian tubuh berkonsep praktis dan modern), Sixsence (produk pewangi tubuh untuk remaja).
Selanjutnya, Iria (produk perlengkapan mandi dari bahan susu kambing), Nuface (produk masker perawatan wajah dan kapas kecantikan), CBD (produk perawatan dan pewarna rambut yang digunakan para hairdresser profesional. Perseroan menawarkan produk-produk yang beragam tersebut untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Strategi R&D serta produksi yang diterapkan perseroan memberikan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan dan mempercepat peluncuran produk baru. Kemampuan yang dimiliki perseroan ini telah membantu untuk menanggapi dengan cepat tren-tren baru yang terjadi di pasar serta menyesuaikan dengan perubahan pola konsumen
Saat ini perseroan memiliki jaringan distribusi produk yang tersebar luas mulai Aceh hingga Papua dan jaringan global ke beberapa negara di Asia dan Timur Tengah. Tujuan ekspor utama di Asia adalah Jepang, Cina, Korea, Malaysia, Brunei Darussalam dan Hong Kong.
Victoria Care Indonesia memiliki lima kantor cabang, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar, dengan 30 distributor.
Untuk gerai, produk Perseroan dijual melalui lebih dari 60.000 pengecer tradisional, lebih dari 9.000 pengecer modern, lebih dari 3.000 pedagang grosir tradisional, dan lain-lain.
Keunggulan perseroan dalam distribusi terutama kedekatan dengan pedagang lokal, memberikan keuntungan bagi Perseroan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya terutama produk-produk dari luar negeri.