Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Asia menutup perdagangan pada perdagangan hari terakhir bulan November, Senin (30/11/2020) dengan penurunan yang bervariasi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup terkoreksi 1,77 persen, diikuti indeks Kospi Korea Selatan yang turun 1,6 persen dan indeks S&P/ASX 200 Australia yang turun 1,26 persen.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau turun 1,47 persen, diikuti dengan indeks Shanghai Composite yang terkoreksi 0,33 persen.
Saham-saham di Asia mulai bergerak melemah seiring dengan sikap investor yang memantau kemajuan dalam pengembangan vaksin virus corona.
Pada Minggu (29/11/2020), Ahli Bedah Umum AS Jerome Adams mengatakan pemerintah federal berharap untuk segera meninjau dan menyetujui permintaan dari dua produsen obat besar untuk persetujuan darurat vaksin Covid-19 mereka.
Pound berdetak lebih tinggi pada awal perdagangan, sementara pengukur dolar memperpanjang penurunan baru-baru ini ke level terendah sejak April 2018. Minyak melemah setelah kesepakatan OPEC+ untuk menunda kenaikan produksi yang direncanakan untuk Januari tetap sulit dipahami sebelum pertemuan Senin.
Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan sebagian besar negara ekonomi maju di dunia akan menerima vaksin pada pertengahan 2021, yang mana hal tersebut bakal mendorong "peningkatan tajam" dalam pertumbuhan ekonomi global.
Jumlah kasus positif di negara bagian California kembali memecahkan rekor setelah kota Los Angeles dan San Francisco memberlakukan pembatasan yang lebih ketat. Sementara itu sekolah-sekolah di New York, AS akan mulai dibuka kembali pada 7 Desember
“Selama data ekonomi sesuai dengan proyeksi pemulihan, maka ada ruang untuk area siklus untuk terus outperform, termasuk area nilai akan mendapat manfaat dari lingkungan pascavaksin dan normalisasi,” ujar Nader Naeimi, manajer dana multi-aset di AMP Capital Investors Ltd., seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (30/11/2020)