Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Nusantara Infrastructure (META) Tambah Aset Konsesi Tol Lewat Prakarsa

Nusantara Infrastructure (META) menilai regulasi di bidang jalan tol saat ini memberikan ruang partisipasi yang besar bagi kalangan swasta untuk terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan jalan tol.
Jalan Tol Seksi Empat, Makassar, salah satu jalan tol yang dikelola PT JTSE, anak usaha PT Nusantara Infrastructure./nusantarainfrastructure.com
Jalan Tol Seksi Empat, Makassar, salah satu jalan tol yang dikelola PT JTSE, anak usaha PT Nusantara Infrastructure./nusantarainfrastructure.com

Bisnis, JAKARTA – PT Nusantara Infrastructure Tbk. berupaya untuk menambah portofolio jalan tol lewat skema prakarsa. Proyek yang diusulkan perseroan merupakan jalan tol dengan tingkat pengembalian investasi yang relatif tidak terlalu lama.

Presiden Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk. Ramdani Basri menilai regulasi di bidang jalan tol saat ini memberikan ruang partisipasi yang besar bagi kalangan swasta untuk terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan jalan tol.

“Bisnis infrastruktur ini seperti fixed income (pendapatan tetap), dalam situasi apapun tidak mudah bergejolak. Tetapi memang butuh modal yang besar,” kata Ramdani kepada Bisnis, Selasa (24/11/2020).

Oleh karena membutuhkan modal yang besar, tingkat pengembalian investasi di proyek jalan tol harus sepadan. Untuk itu, lanjut Ramdani, partisipasi perusahaan swasta lebih banyak di proyek yang memberikan return dalam waktu yang tak begitu lama.

Di lain pihak, perusahaan pelat merah atau badan usaha milik negara mengemban tugas untuk memngembangkan infrastruktur di wilayah yang belum matang. Hal tersebut terkait dengan fungsi BUMN sebagai salah satu agen pembangunan.

“Swasta itu masuk di daerah yang memberikan keuntungan cukup baik misalnya dalam kota Jakarta, dsb. Itulah sebabnya [dalam proyek siap tender ini] banyak swasta mengajukan usulan kepada pemerintah,” jelas Ramdani.

Untuk diketahui, dari delapan jalan tol yang masuk daftar persiapan lelang pemerintah, sebanyak lima proyek diusulkan oleh pihak swasta sebagai pemimpin konsorsium. Salah satu proyek yang diusulkan swasta adalah ruas Cikunir - Ulujami. Proyek ini digagas oleh konsorsium yang digalang oleh Nusantara Infrastructure.

Emiten bersandi saham META itu menggandeng PT Acset Indonusa Tbk. (ACST), PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT Triputra Utama Selaras sebagai mitre. Keempat perusahaan itu lalu lalu membentuk Jakarta Metro Expressway dengan META memegang porsi mayoritas. Proyek jalan tol ini diperkirakan menelan investasi Rp20,05 triliun tersebut.

Ke depannya, Ramdani menyebut masih ada beberapa jalan tol lagi yang akan diusulkan oleh META. Namun, Ramdani enggan menyebutkan lebih rinci. Sejauh ini, META telah mengoperasikan beberapa jalan tol, baik sebagai pemegang saham mayoritas maupun minoritas.

Ruas yang dimiliki oleh META terdiri dari Pondok Aren - Serpong, Kebon Jeruk - Penjaringan (JORR W1), Makassar Seksi IV, dan Ujung Pandang Seksi 1 dan Seksi 2. Dalam, waktu dekat, META juga akan mengoperasikan jalan tol layang A.P Pettarani atau Makassar Seksi III.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (24/11/2020), saham META naik 2,33 persen ke level 132.Dalam sebulan terakhir, saham META telah naik 26,92 persen. Pemegang saham mayoritas META adalah Metro Pacific Tollways Indonesia, entitas anak Metro Pacific Investment Corporation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper