Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Anjlok Hampir 5 Persen, Terendah dalam 7 Tahun

Progres studi vaksin Covid-19 membuat harga emas terjatuh karena investor beralih ke dolar AS dan obligasi.
Emas batangan./bloomberg
Emas batangan./bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Emas berjangka mengalami penurunan harian tertajam dalam lebih dari tujuh tahun pada hari Senin.

Hal itu dipicu laporan positif tentang kandidat vaksin yang membuat dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi, sehingga menekan emas batangan.

Mengutip marketwatch, Pfizer dan BioNTech pada hari Senin mengatakan kandidat vaksin COVID-19 mereka 90 persen efektif mencegah Covid-19, yang berasal dari jenis baru virus corona.

Dalam buletin hari Senin, Rhona O'Connell, kepala analisis pasar untuk EMEA dan Asia di StoneX, menunjukkan bahwa studi vaksin tersebut melibatkan "puluhan ribu" sukarelawan dan dapat dikatakan telah mencegah infeksi pada sebagian besar orang.

”Meskipun studi tersebut belum selesai, di pasar yang bergejolak ini, respons [harga menurun] emas masuk akal," katanya.

Emas Comex kontrak Desember 2020 anjlok 4,58 persen atau turun US$97,30 ke level US$1,854,40 per troy ounce. Harga merosot tajam setelah emas mencatatkan kenaikan mingguan terbesarnya dalam tiga bulan pada hari Jumat.

Logam ini menandai penurunan persentase harian tertajam untuk kontrak teraktif sejak Juni 2013, menurut Data Pasar Dow Jones.

Jatuhnya logam safe-haven datang karena obligasi Treasury 10 tahun berada di level 0,934 persen, dibandingkan dengan 0,821 persen pada hari Jumat. Sementara itu, dolar naik 0,7 persen, yang diukur oleh ICE U.S. Dollar Index DXY.

Hasil yang meningkat dan dolar AS yang lebih kuat dapat membuat aset yang dipatok dalam dolar, seperti emas dan perak, yang tidak menawarkan kupon, menjadi kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

Janji vaksin untuk infeksi virus corona yang mematikan selalu dipandang sebagai skenario bearish untuk harga emas dalam waktu dekat karena dapat membantu menempa pemulihan ekonomi yang lebih kuat.

“Tampaknya ini akhirnya adalah kabar baik yang telah ditunggu oleh pasar global selama berbulan-bulan - selama periode suram ketika pandemi tampaknya memburuk di tempat-tempat seperti AS dan Eropa,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco.com, dalam catatan harian.

Kemenangan Demokrat Joe Biden dalam pemilihan presiden AS juga berkontribusi pada penurunan emas pada hari Senin, Jeff Wright, wakil presiden eksekutif GoldMining Inc., mengatakan kepada MarketWatch.

"Pasar menilai pemerintah yang terbagi dengan Demokrat di Gedung Putih dan Partai Republik mengendalikan Senat, sehingga era kompromi yang sebenarnya dapat dimungkinkan. Biden juga menawarkan mega stimulus," katanya.

Kebijakan moneter Federal Reserve kemungkinan akan tetap sama hingga tahun 2021, jadi Wright melihat harga emas mundur dan berkonsolidasi sebelum kembali ke US$2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper