Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Jangkiti Sektor Konstruksi, Mampukan ADHI Kembali Tembus Rp600?

Sentimen positif untuk Adhi Karya bisa datang dari penambahan modal lewat rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) dan penawaran umum saham perdana (IPO) anak usahanya yaitu PT Adhi Commercial Properti pada 2021.
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis memperkirakan kinerja PT Adhi Karya (Persero) Tbk. masih akan tertekan hingga akhir tahun. Namun, harga saham emiten berkode ADHI tersebut diperkirakan dapat menembus Rp600 per saham.

Analis CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Aurelia Barus dan Michael Audie Benas mengatakan pelemahan marjin laba kotor (gross profit margin/GPM) ADHI pada kuartal III/2020 semakin menyempit sebesar 11,9 persen dibandingkan pada kuartal II/2020 yang sebesar 15,5 persen.

Pada periode Januari – September 2020, total GPM milik ADHI tercatat sebesar 13,5 persen atau lebih rendah dari semester I/2020 sebesar 14,4 persen.

Aurelia dan Michael menunjukkan bahwa penurunan GPM lebih disebabkan oleh pelemahan GPM konstruksi sebesar 8 persen pada kuartal III/2020 dibandingkan 16,6 persen pada kuartal sebelumnya.

“Hal itu terjadi karena kapasitas operasional terbatas [akibat kebijakan pembatasan sosial] sementara perseroan belum dapat mengurangi dana yang lebih besar,” tulis Aurelia dan Michael, seperti dikutip dari riset pada Kamis (5/11/2020).

Adapun, marjin dari proyek LRT milik ADHI juga telah berkurang pada periode Juli - September 2020 karena pengerjaannya sudah masuk tahap penyelesaian.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, ADHI membukukan penurunan pendapatan sebesar 5,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8,45 triliun dari posisi pada periode yang sama tahun lalu Rp8,94 triliun.

Penurunan pendapatan tersebut terbilang terbatas, namun laba perseroan anjlok sebesar 95,62 persen yoy menjadi Rp15,38 miliar dari sebelumnya Rp351,22 miliar.

CGS-CIMB Sekuritas mempertahankan perkiraan ADHI bakal membukukan rugi bersih Rp66 miliar pada tahun ini. 

“Kami memperkirakan marjin dan burn rate tetap lemah pada kuartal IV/2020, masih karena kapasitas operasional yang terbatas,” tulis Aurelia dan Michael.

Aurelia dan Michael pun mempertahankan rekomendasi tahan saham ADHI dengan target harga Rp510 per saham. Target harga itu didasari oleh P/BV (price to book value) pada 2021 sebesar 0,32 kali (1,4 standar deviasi).

Adapun, prospek pertumbuhan ADHI pada masa depan masih belum terlalu meyakinkan karena perseroan memiliki gearing ratio tinggi.

Walaupun pendapatan ADHI diperkirakan naik ada tahun depan, namun Return on Equity (ROE) tampaknya masih bertahan di level rendah sebesar 2 persen.

Aurelia dan Michael melihat sentimen positif untuk ADHI bisa datang dari penambahan modal lewat rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) dan penawaran umum saham perdana (IPO) anak usahanya yaitu PT Adhi Commercial Properti pada 2021.

Senada, Analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus juga melihat pelemahan kinerja ADHI hingga September 2020 disebabkan oleh aktivitas operasional yang minimal akibat pandemi dan marjin laba yang lebih rendah dari perkiraan.

“Kami masih melihat pendapatan ADHI cukup menantang pada kuartal IV/2020 mengingat potensi penundaan sejumlah proyek besar, rendahnya nilai kontrak baru, dan order book burn rate yang lebih lambat,” tulis Anthony.

Dia pun melihat ADHI terlalu bergantung dengan proyek pembangunan LRT di DKI Jakarta yang mana pengerjaannya tertunda akibat Covid-19.

Selain pemulihan yang minimal pada tahun depan, kinerja ADHI masih dibayangi oleh perlambatan di pasar properti. 

Anthony pun mempertahankan rekomendasi tahan saham ADHI dengan target harga Rp600 per saham berdasarkan P/B 0,3 kali pada 2021.

Di sisi lain, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael merekomendasikan trading buy saham ADHI dengan target harga Rp600 per saham. 

Di lantai bursa, saham ADHI menguat 2,59 persen menjadi Rp595 per saham pada Kamis (511/2020) pukul 11.54 WIB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper