Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (27/10/2020), karena investor mempertimbangkan laporan kinerja emiten di tengah kekhawatiran terus meningkatnya laju infeksi virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,17 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 melemah tipis 0,07 persen. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite menguat 0,34 persen.
Indeks Nasdaq mendapatkan dorongan dari saham-saham sektor teknologi setelah Advanced Micro Devices Inc. mengumumkan rencana akuisisi saham produsen chip Xilinx Inc. dengan penawaran senilai US$35 miliar.
Di sisi lain, sektor energi dan dan finansial terseret ke zona merah. Indeks S&P 500 melemah tipis setelah mengalami pelemahan harian terbesar dalam sebulan terakhir pada hari Senin.
Di Eropa, indeks Stoxx Europe 600 menghapus sebagian besar penurunannya setelah sebelumnya menuju ke level penutupan terendah sejak Juni di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona yang lebih cepat di benua Biru tersebut.
Laporan keuangan dari perusahaan besar seperti HSBC Holdings Plc dan Banco Santander SA mengisyaratkan prospek dividen yang lebih cerah. Sementara itu, BP Plc memperingatkan banyak tantangan ke depan karena laju pemulihan permintaan minyak masih belum pasti.
Saham telah terpukul dalam beberapa pekan terakhir oleh ketidakjelasan nasib stimulus fiskal AS, tetapi dengan hampir tidak ada kemungkinan kesepakatan sebelum pemungutan suara pilpres AS 3 November mendatang, investor mencari katalis pasar dari data ekonomi pendapatan emiten.
Laporan indeks kepercayaan konsumen akan dirilis hari ini di tengah anga infeksi harian virus corona yang terus mencapai rekornya. Sementara itu, investor juga menantikan rilis laporan keuangan Microsoft Corp.
"Jumlah kasus Covid dan rawat inap terus meningkat. Ini akan terus diawasi dengan ketat karena investor mengukur kemungkinan langkah-langkah mitigasi yang lebih ketat," kata analis pasar global StoneX, Yousef Abbasi, seperti dikutip Bloomberg.