Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Puradelta Lestari Tbk. mengatakan pendapatan yang tercatat turun per akhir kuartal III/2020 disebabkan oleh pencatatan pendapatan yang tinggi pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, backlog penjualan perseroan pun cukup tinggi dan belum dimasukkan ke dalam pendapatan periode Januari – September 2020.
Direktur Puradelta Lestari Tondy Suwanto mengatakan pada 2019 terdapat pencatatatn pendapatan atas penjualan lahan komersil yang membuat pendapatan usaha tinggi pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu.
“Kemudian, di sisa kuartal IV/2020 sendiri masih terdapat sejumlah backlog penjualan yang cukup besar yang diharapkan akan dapat dibukukan sebagai pendapatan usaha,” kata Tondy dalam keterangan resmi, Selasa (27/10/2020).
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten berkode saham DMAS tersebut membukukan penurunan pendapatan sebesar 48,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp654,99 miliar dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu Rp1,26 triliun.
Dari pendapatan itu, penjualan segmen industri tetap menjadi kontributor utama sebesar 82,1 persen diikuti segmen komersil 9,9 persen, dan segmen hunian sebesar 5,5 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, segmen hotel dan rental masing-masing tercatat senilai Rp9,8 miliar dan Rp6,6 miliar.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut turun 60,15 persen yoy. menjadi Rp302,44 miliar dari sebelumnya Rp759,10 miliar.
Tondy melanjutkan bahwa penjualan segmen industri ditopang oleh penjualan lahan industri di kawasan industri GIIC (Greenland International Industrial Center) di Kota Deltamas.
Hingga akhir September 2020, DMAS mendapatkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,38 triliun. Sebagian besar dari marketing sales tersebut telah dibukukan pada laporan keuangan per 30 September 2020.
Namun, masih terdapat backlod penjualan yang akan diakui sebagai pendapatan setelah perseroan melakukan serah-terima lahan dengan pembeli.
“Sebagian besar lahan dari backlog penjualan tersebut direncanakan untuk diserahterimakan pada kuartal terakhir tahun ini, sehingga diharapkan dapat diakui menjadi pendapatan usaha perseroan di 2020,” kata Tondy.