Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah sektor saham jadi pilihan analis pada tahun depan seiring dengan pemulihan pertumbuhan ekonomi global dan dalam negeri.
Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee memproyeksi likuiditas global masih dalam tren peningkatan pada 2021 seiring dengan banyak stimulus baik moneter maupun fiskal yang akan terus digelontorkan pada tahun depan untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi yang terganggu pandemi Covid-19.
Dia menilai, sentimen itu akan menjadi katalis positif bagi harga komoditas dan berpotensi menyulut saham-saham sektor komoditas. Hal itu pun diungkapkan oleh Goldman Sachs belum lama ini.
“Apalagi, ada sentimen global green energy dan pembentukan Indonesia Battery Holding itu sangat menjanjikan sehingga saham INCO, ANTM, TINS, dan saham emiten yang memiliki portfolio nikel lainnya bagus pada 2021,” ujar Hans Kwee dalam sesi webinar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, Kamis (22/10/2020).
Tidak hanya komoditas mineral, batu bara dan minyak pun diproyeksi akan ikut tersulut harganya, sehingga saham ADRO, PTBA, dan ITMG akan menarik pada 2021.
Selain itu, kebijakan moneter yang longgar akan membuat suku bunga acuan rendah dan menguntungkan saham sektor properti, terutama BSDE, CTRA, SMRA, dan PWON.
Kemudian, Hans Kwee juga menjelaskan bahwa proses pemulihan ekonomi itu tentu akan membawa dampak positif terhadap sektor keuangan.
“Karena biasanya, dalam pemulihan ekonomi sektor keuangan yang akan sembuh terlebih dahulu dari sektor lainnya, jadi BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI menjadi saham pilihan kami juga pada 2021,” papar Hans.
Senada, Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan bahwa komoditas minyak sawit atau crude palm oil (CPO) juga akan menikmati tren kenaikan harga bersama dengan komoditas lainnya pada tahun depan. Hal itu juga akan membuat emiten sektor perkebunan berpotensi cemerlang pada 2021.
“Eropa tampaknya belum mampu sepenuhnya menggantikan palm oil, apalagi saat pandemi ini kawasan itu tidak begitu cepat memindahkan penggunaan palm oil ke minyak nabati lainnya. Khususnya pada 2021, sentimen itu bisa diperhatikan untuk emiten CPO juga bisa dimanfaatkan,” papar Aria.
Di sisi lain, dia mengungkapkan secara jangka panjang saham sektor infrastruktur, khususnya di telekomunikasi, masih akan menarik dan akan melanjutkan kinerja baiknya pada 2021.
Secara spesifik, Aria menjagokan saham TLKM karena menilai emiten itu lebih tahan banting dibandingkan dengan emiten lainnya di tengah banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Adapun, sejalan dengan prospek derasnya investasi yang akan masuk setelah disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja, maka saham sektor industri dasar juga akan mendapatkan manfaat.