Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menjelaskan perihal penjualan 6.050 menara ke perusahaan afiliasi PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Seperti diketahui, pekan lalu Telkomsel melepas kepemilikannya atas 6.050 menara telekomunikasi kepada Mitratel dengan nilai Rp10,3 triliun. Pengalihan kepemilikan dilakukan secara bertahap hingga ditargetkan selesai pada akhir kuartal I/2021.
Adapun kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) oleh Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan kesepakatan ini dilakukan sebagai komitmen dalam melanjutkan transformasi perusahaan sekaligus akan memperkuat penataan portofolio Telkom Group dengan pelepasan 6.050 menara telekomunikasi yang dimiliki.
Menurutnya, ke depan Telkomsel akan fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital dengan salah satu prioritas strategi bisnis dengan memperkuat ekosistem digital melalui ketersediaan layanan digital connectivity, digital services, dan digital platform.
“Dana yang diperoleh dari transaksi ini akan dimaksimalkan untuk mengembangkan investasi dalam membangun ekosistem digital Telkomsel, dengan terus menjadi yang terdepan untuk menghadirkan konektivitas, layanan, serta platform berbasis digital yang customer-centric,” ungkap Setyanto dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Selasa (20/10/2020).
Dia menambahkan, hal tersebut juga akan diimplementasikan dengan mengedepankan pengelolaan aset dan kinerja organisasi yang lebih ideal dan efektif, sehingga upaya percepatan transformasi perusahaan dalam bisnis layanan digital dapat semakin terwujud serta memperkuat ekosistem gaya hidup digital yang inklusif di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan aksi korporasi tersebut merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.
Dia meyakini dengan pengalihan kepemilikan 6.050 menara tersebut dapat memperkuat bisnis Mitratel secara fundamental. Adapun, dengan penambahan menara dari Telkomsel, jumlah menara Mitratel saat ini menjadi 22.050 menara.
”Ini menjadi potensi yang baik dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel yang akan berdampak positif pada penguatan industri telekomunikasi nasional, khususnya sektor menara telekomunikasi,” ujar Theodorus.
Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya menambahkan aksi korporasi yang dilakukan Telkomsel dan Mitratel merupakan bagian dari penataan portofolio Telkom Group demi optimalisasi bisnis dan aset yang dimiliki serta memastikan optimal value bagi pemegang saham.
“Langkah ini juga merupakan upaya untuk value creation bisnis tower dan memastikan agar setiap entitas anak perusahaan dapat fokus dalam melakukan penguatan pada lini bisnisnya masing-masing,” tutur dia.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo lebih lanjut menjelaskan kesepakatan antara Telkomsel dengan Mitratel untuk 6.050 menara ini menjadi satu langkah besar dari restrukturisasi portofolio Telkom Group demi keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.
“Ini juga menjadi bagian dari inisiatif pemerintah yang berupaya melakukan restrukturisasi BUMN dalam mengembalikan bisnis inti dari masing-masing perusahaan dan menciptakan nilai tambah melalui struktur perusahaan yang lebih ideal,” kata Kartika.