Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omnibus Law dan Beragam Sentimen Positif Bakal Dongkrak Rupiah Hari Ini

Selain pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi Undang-undang, kabar kesehatan Presiden AS Donald Trump dan ketersediaan obat COvid-19 di dalam negeri dinilai menjadi sentimen positif bagi pergerakan rupiah hari ini, Selasa (5/10/2020).
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bakal kembali menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (6/10/2020). 

Kemarin, mata uang garuda ditutup menguat 64 poin ke level Rp14.800 per dolar. Rupiah berhasil memimpin penguatan mata uang Asia di tengah tren dolar AS yang melemah. 

Kinerja rupiah ditopang pengesahan rancangan undang-undang cipta kerja menjadi undang-undang. Alhasil, Undang-undang Cipta Kerja menjadi omnibus law pertama dalam sejarah Republik Indonesia.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat berkat sentimen positif yang datang baik dari luar negeri maupun dalam negeri. 

“Pagi ini mata uang rupiah kemungkinan akan terjadi fluktuatif  namun kemungkinan ditutup menguat sebesar 10-50 point  di level 14.770-14.840,” tulisnya dalam keterangan resmi, Selasa (6/10/2020).

Ibrahim menjabarkan pelaku pasar lega setelah mendengar kabar Presiden AS Donald Trump segera keluar dari Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, tempat dia dirawat karena Covid-19.

Pelaku pasar juga akan memantau pernyataan dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, yang dijadwalkan untuk menyampaikan pidato utama di konferensi NABE pada hari Selasa waktu setempat. 

Dari dalam negeri, perusahaan farmasi siap menyalurkan obat untuk penanganan Covid-19 yang diimpor dari India. Ada secercah harapan bahwa masyarakat yang terjangkit virus corona bisa berangsur sembuh. 

Kendati demikian, pemerintah tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, bahkan bila vaksin sudah tersedia. 

“Upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat akan sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19,” tutup Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper