Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yah, Rupiah Masih Bakal Melemah Hari Ini

Salah satu sentimen yang perlu dicermati dalam pergerakan nilai tukar rupiah adalah perkembangan rancangan Undang-undang Bank Indonesia yang dianggap janggal oleh investor asing.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah diperkirakan kembali melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Kamis (24/9/2020).

Sebelumnya, pada perdagangan Rabu (23/9/2020) rupiah ditutup melemah tipis 30 point dari yang sebelumnya 65 point di level Rp14.815 per dolar SA dari penutupan sebelumnya di level Rp14.785. 

Rupiah kompak melemah bersama indeks harga saham gabungan (IHSG) yang hari ini ditutup terkoreksi 0,33 persen ke level 4.917,96. Pun, nilai transaksi tercatat mencapai Rp 6,62 triliun dan investor asing keluar Rp 203,26 miliar.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan dalam perdagangan hari ini kemungkinan mata uang garuda belum bisa bangkit dan masih akan berkutat di zona merah.

“Kamis ini kemungkinan mata uang rupiah akan di buka melemah di 20—50 point di level 14.800-14.870,” kata Ibrahim dalam risetnya, seperti dikutip Bisnis, Rabu (23/9/2020)

Ibrahim menyebut ada sejumlah sentimen yang perlu dicermati dalam pergerakan nilai tukar rupiah, salah satunya perkembangan rancangan Undang-undang Bank Indonesia yang dianggap janggal oleh investor asing.

Pasalnya, amandemen UU BI tersebut dinilai bakal membuka peluang Menteri Keuangan bisa mempengaruhi BI untuk ikut mendanai deficit anggaran. Adapun RUU tersebut saat ini masih tahap awal dan di Banggar DPR.

Sementara itu, dari global setidaknya ada dua sentimen yakni rilis data ekonomis AS yang menunjukkan penjualan rumah melonjak hingga 6 juta pad Agustus dan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan mencapai rata-rata 2 persen.

Di sisi lain, munculnya kasus Covid-19 di Eropa dan AS mendorong investor untuk cenderung memilih mata uang greenback, apalagi dengan kemungkinan perpanjangan lockdown di Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper