Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Soho Global Health (SOHO) Terus Jeblok, Kenapa Ya?

Sejak suspensi dibuka, selalu menyentuh batas penghentian perdagangan saham otomatis atau auto reject bawah.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten farmasi PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) kembali harus menelan pil pahit setelah diberi stempel auto reject bawah atau ARB untuk dua hari beruntun.

Setelah BEI menetapkan suspensi sahamnya pada Selasa (22/9/2020), pergerakan harga saham emiten berkode sandi SOHO tersebut kembali jeblok pada Kamis (24/9/2020).

Setelah beberapa detik perdagangan dibuka, saham SOHO langsung dibanting hingga ke level Rp11.775, terkoreksi 6,92 persen atau 875 poin. Adapun, pada perdagangan hari sebelumnya, saham SOHO juga terkena ARB dengan penurunan sebesar 6,99 persen.

Pada hari ini, aksi jual dipelopori oleh broker Indo Premier Sekuritas yang juga bertindak sebagai underwriter perseroan semasa IPO berjalan. Jika ditelisik lebih jauh, selama tiga pekan terakhir, Indo Premier Sekuritas juga menjadi broker yang paling banyak melakukan aksi jual beli saham SOHO.

Emiten produsen suplemen kesehatan Imboost ini memang menjadi buah bibir pelaku pasar sejak masa penawaran saham perdananya Selasa (8/9/2020) lalu. Dibuka dengan harga penawaran Rp1.820, praktis harga saham SOHO masih menanjak 546,97 persen terhitung sejak masa IPO-nya awal bulan lalu.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa volatilitas harga saham SOHO memang wajar karena belum menyesuaikan dengan kondisi pasar.

“Kalau baru selesai IPO, (harga saham bergerak volatil) itu sudah sangat wajar karena masih euforia IPO,” ungkapnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Di sisi lain, analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan bahwa investor memang cenderung menyukai semua emiten farmasi di kondisi penyebaran pandemi seperti saat ini dikarenakan ekspektasi konsumsi obat-obatan dan produk kesehatan akan meningkat. Hal ini yang membuat harga sahamnya meningkat drastis pada dua pekan awal perdagangan.

“SOHO cenderung punya market cap kecil sehingga sangat terdorong secara signifikan oleh minat beli atau arus dana yang besar,” tuturnya kepada Bisnis baru-baru ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper