Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek PSBB Jakarta Tekan IHSG, Ini Rekomendasi Saham Mirae Asset Sekuritas

Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya mengatakan, sektor yang paling terpukul dalam hal pendapatan ketika Jakarta kembali menerapkan PSBB penuh adalah bank, konsumer, ritel, jalan tol, dan otomotif.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Episode baru yang lebih menegangkan dari aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) segera dimulai usai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan pengumuman mengejutkan bahwa pihaknya memutuskan untuk melanjutkan masa PSBB pada Rabu (9/9/2020) malam.

Anies menyatakan akan memulai masa PSBB di Jakarta pada Senin (14/9/2020), sebagai momentum jeda darurat demi menanggulangi peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Jakarta. Hal ini terutama mengingat kamar tidur ICU di rumah sakit kawasan Jakarta sudah hampir mencapai kapasitas maksimal.

Untuk diketahui, kasus Covid-19 aktif di Jakarta pada Rabu (9/9/2020) mencapai angka 11.245 kasus, berbanding jauh dari kasus Covid-19 di Jakarta per 30 Juni lalu sebanyak 4.123 kasus. Menurut Anies, dengan pemberlakuan PSBB, tempat tidur isolasi di rumah sakit Jakarta akan dapat digunakan secara maksimal pada Kamis (17/9/2020).

Adapun, bisnis nonesensial, tempat ibadah, dan pusat hiburan tidak diizinkan untuk dibuka sementara restoran hanya diperbolehkan untuk dibawa pulang. Aturan yang berlaku kurang lebih sama dengan peraturan PSBB yang berlaku di Jakarta pada Maret lalu.

Satu-satunya perbedaan pada masa PSBB di bulan September ini adalah bisnis hotel diizinkan untuk dibuka, bersama dengan 11 bisnis esensial lainnya yang masih dapat beroperasi dengan kapasitas minimum seperti; keuangan, kesehatan, bahan makanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, logistik, hotel, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar dan utilitas umum, dan kebutuhan sehari-hari.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya mengatakan, sektor yang paling terpukul dalam hal pendapatan ketika Jakarta kembali menerapkan PSBB penuh adalah bank, konsumer, ritel, jalan tol, dan otomotif.

Selama PSBB penuh terakhir (April-Juni 2020), sektor yang mengalami total arus keluar bersih asing terbesar adalah perbankan, otomotif, dan telekomunikasi.

Hariyanto melanjutkan, sektor yang paling tidak terpengaruh dalam hal pendapatan ketika Jakarta menerapkan lockdown yang lebih ketat adalah kebutuhan pokok konsumen, farmasi, menara, pertambangan logam, dan CPO.

Dalam PSBB penuh terakhir (April-Juni 2020), sektor yang masih mengalami total beli asing neto adalah sektor pertambangan logam.

“Kami juga menilai perusahaan komoditas, seperti CPO dan pertambangan logam, tidak akan terpengaruh oleh PSBB penuh di Jakarta karena mereka masih dapat memproduksi dan mengekspor produk ke pasar sasarannya di luar negeri. Bahkan, perusahaan tambang CPO dan logam bisa menikmati kenaikan harga komoditas dan pelemahan nilai tukar rupiah saat ini,” tulisnya dalam publikasi riset, Kamis (10/9/2020).

Oleh karena itu, sekuritas asal Korea Selatan itu mempertahankan saham pilihan yang condong ke barang-barang konsumsi, semen, dan komoditas (CPO, timah, nikel, dan emas), yaitu INDF, ICBP, SMGR, AALI, LSIP, TINS, INCO, dan UNTR.

Hariyanto menganggap ICBP dan INDF akan terus membukukan kinerja positif selama PSBB penuh mendatang di Jakarta karena kebijakan bekerja dari rumah (WFH) menunjukkan tren positif untuk permintaan kebutuhan pokok konsumen.

Sekuritas juga menilai positif sektor komoditas, seperti CPO, pertambangan logam, dan emas, dengan perusahaan seperti AALI, LSIP, TINS, INCO, dan UNTR karena anggapan bahwa operasi emiten tersebut tidak terganggu dan justru akan menikmati kenaikan harga penjualan komoditas saat ini.

Efek PSBB Jakarta Tekan IHSG, Ini Rekomendasi Saham Mirae Asset Sekuritas

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper