Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idAA+ untuk PT Mass rapid Transit Jakarta atau MRT Jakarta. Prospek MRT Jakarta juga ditetapkan stabil.
Berdasarkan laporan Pefindo yang dikutip Bisnis, Senin (7/9/2020), obligor dengan peringkat idAA hanya memiliki perbedaan kecil dengan peringkat yang paling tinggi.
Obligor dengan peringkat tersebut memiliki kapasitas sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan dengan obligor lain di Indonesia.
Adapun tanda + yang disematkan dalam peringkat mencerminkan peringkat tersebut relatif kuat di dalam kategori peringkat. Peringkat ini berlaku hingga 1 Agustus 2020.
Sejauh ini, MRT Jakarta belum menerbitkan obligasi. Dengan kata lain, peringkat ini menjadi indikasi bahwa MRT Jakarta akan menerbitkan surat utang.
Menurut Pefindo, peringkat yang disematkan kepada MRT Jakarta mencerminkan dukungan Pemerintah Provinsi DKI yang sangat kuat kepada MRT Jakarta, dalam hal transportasi perkeretaapian. Hal itu memberikan prospek pertumbuhan jangka panjang yang baik dalam hal pertumbuhan volume penumpang kendati rekam jejak perusahaan terbatas.
Baca Juga
Pefindo menilai profil keuangan MRT Jakarta terbilang lemah karena dampak Covid-19 turut mempengaruhi kinerja operasional MRT Jakarta. Di samping itu, perseroan juga hanya memiliki satu jalur pelayanan yaitu dari Bundaran HI-Lebak Bulus.
"Peringkat dapat dinaikkan jika profil kredit DKI Jakarta membaik dan pada saat yang sama MRT Jakarta mempertahankan peran pentingnya serta kinerja bisnis dan keuangan," tulis Pefindo.
Sementara itu, peringkat dapat diturunkan jika lembaga pemeringkat melihat penurunan kualitas kredit DKI Jakarta atau dukungan DKI Jakarta terhadap MRT Jakarta melemah.
Untuk diketahui, MRT Jakarta didirikan pada 2008 untuk mengembangkan, mengoperasikan, dan memelihara infrastruktur MRT. Perusahaan ini juga mengembangkan dan mengelola properti atau bisnis di sekitar stasiun, depo, dan sekitarnya.
Per Juni 2020, aset MRT Jakarta mencapai Rp17,77 triliun dan tidak memiliki utang. Adapun total pendapatan mencapai Rp230,8 miliar dan EBITDA minus Rp60 miliar.