Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berbalik melemah setelah Indeks Harga Konsumen atau IHK Indonesia sepanjang Agustus 2020 kembali mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, pada akhir perdagangan sesi I, Selasa (1/9/2020), rupiah berada di level Rp14.595 per dolar AS, terkoreksi 0,219 persen atau 33 poin. Kinerja itu menjadi yang terlemah kedua di antara mata uang Asia lainnya, tepat di atas peso Filipina yang melemah 0,26 persen.
Padahal, pada perdagangan sebelumnya rupiah berhasil parkir di zona hijau dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di antara negara berkembang Asia lainnya.
Di sisi lain, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama juga masih berada di jalur pelemahan, terkoreksi 0,33 persen ke level 91,838. Level itu pun menjadi yang terendah sejak Mei 2018.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik melaporkan IHK Indonesia kembali mengalami deflasi pada Agustus sebesar 0,05 persen.
Deflasi pada Agustus ini membuat laju IHK sepanjang tahun kalender mengalami inflasi sebesar 0,93 persen (year to date/ytd). Sementara itu, laju IHK tahunannya tercatat berada di posisi inflasi sebesar 1,32 persen (year-on-year/yoy).
Baca Juga
Rilis IHK BPS ini sejalan dengan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) yang mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) minggu keempat Agustus mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa fokus utama pasar pada perdagangan September akan tertuju pada perkembangan perundingan dagang antara AS dan China serta vaksin Covid-19.
Pasalnya, data-data ekonomi dalam negeri diprediksi masih akan mendukung rupiah untuk bergerak menguat. Neraca dagang diprediksi masih akan surplus, sedangkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga diyakini masih di tingkat rendah sehingga menjadi katalis positif bagi nilai tukar.
“Sepanjang September rupiah diprediksi masih bergerak di kisaran tipis antara Rp14.500 per dolar AS hingga Rp14.700. Sentimen negatif dan positif masih akan tarik-menarik dengan dua fokus utama pasar perkembangan Covid-19 di dalam negeri dan perundingan dagang,” ujar Josua saat dihubungi Bisnis, Senin (31/8/2020).
Dia menjelaskan pasar berharap dengan banyaknya stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia serta harapan stimulus PEN dapat memiliki progres lebih cepat bisa menjadi sinyal positif untuk membatasi pelemahan rupiah tidak menembus ke atas Rp14.700 per dolar AS.