Bisnis.com, JAKARTA—Transaksi pialang saham sepanjang Agustus 2020 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Juli 2020, sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 2,45 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, transaksi sepanjang 3 Agustus hingga 31 Agustus 2020 mencapai Rp345,34 triliun, naik 2,00 persen dibandingkan transaksi sepanjang Juli 2020 yang mencapai Rp338,56 triliun.
Total transaksi tersebut tersebut terdiri atas transaksi beli sebesar Rp172,67 triliun dan transaksi jual mencapai Rp172,67 triliun. Adapun volume saham yang ditransaksikan mencapai 454,07 miliar saham.
Posisi broker dengan aktivitas transaksi tertinggi dalam periode tersebut kembali ditempati oleh Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan total transaksi Rp37,11 triliun. Jumlah tersebut naik 5,21 persen dari total transaksi bulan sebelumnya sebesar Rp35,27 triliun.
Mirae Asset juga menjadi sekuritas yang paling aktif dengan mentransaksikan 63,62 miliar saham sepanjang Agustus. Total volume transaksi beli sekuritas asal Korea Selatan ini mencapai 33,08 miliar saham dan transaksi jual mencapai 30,53 miliar saham.
Saham yang paling banyak ditransaksikan Mirae Asset Sekuritas antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dengan masing-masing gross value senilai Rp2,53 triliun, Rp1,65 triliun, dan Rp1,50 triliun.
Baca Juga
Di belakang Mirae Asset Sekuritas, ada Mandiri Sekuritas yang berada di posisi kedua daftar sekuritas dengan nilai transaksi tertinggi dengan nilai transaksi Rp23,72 triliun, mengalami sedikit penurunan dibandingkan total transaksi bulan Juni yang mencapai Rp25,34 triliun,
Sekuritas dengan kode CC ini tercatat paling banyak mentransaksikan saham BBRI (Rp1,63 triliun), BRIS (Rp1,12 triliun), serta PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM (Rp1,02 triliun).
Di posisi selanjutnya berturut-turut ada Indo Premier Sekuritas (Rp19,92 triliun), UBS Securities Indonesia (Rp14,25 triliun), CIMB Securities (Rp14,11 triliun), Maybank Kim Eng Securities (Rp13,80 triliun), serta Credit Suisse Securities Indonesia (Rp13,76 triliun).