Bisnis.com, JAKARTA — PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. memutuskan pembagian dividen tunai untuk kinerja tahun buku 2019 sebesar Rp1,328 triliun.
Emiten berkode saham CPIN itu telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Selasa (25/8/2020).
Salah satu keputusan yang dihasilkan yakni pembagian dividen tunai sebesar Rp81 per saham atau 36,54 persen dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2019.
"Dividen tunai yang dibayarkan atas 16,39 miliar saham atau seluruhnya senilai Rp1,328 triliun," papar manajemen CPIN dalam keterbukaan informasi, Kamis (27/8/2020).
Berikut jadwal pembagian dividen tunai Charoen Pokphand Indonesia.
a. Cum Dividen Tunai di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 02 September 2020
b. Ex Dividen Tunai di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 03 September 2020
c. Cum Dividen Tunai di Pasar Tunai : 04 September 2020
d. Ex Dividen Tunai di Pasar Tunai : 07 September 2020
e. Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Dividen Tunai : 04 September 2020
f. Pembayaran Dividen Tunai : 16 September 2020
Baca Juga
Charoen Pokphand melaporkan penjualan bersih Rp58,63 triliun pada 2019. Posisi itu naik 8,67 persen dibandingkan dengan Rp53,95 triliun per 31 Desember 2018.
Namun, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara year on year (yoy). Emiten berkode saham CPIN itu mengeluarkan Rp50,53 triliun pada 2019 atau naik 12,75 persen dibandingkan dengan Rp44,82 triliun tahun sebelumnya.
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar membuat laba kotor perseroan turun 11,37 persen secara yoy menjadi Rp8,09 triliun pada 2019. Tahun sebelumnya, CPIN masih mampu membukukan laba kotor Rp9,13 triliun.
Sementara itu, laba usaha perseroan juga menyusut 23,97 persen secara tahunan pada 2019. Pos keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis susut dari Rp10,58 miliar pada 2018 menjadi Rp3,66 miliar tahun lalu.
Dengan demikian, CPIN mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp3,63 triliun pada 2019. Posisi itu turun 20,20 persen dibandingkan dengan Rp4,55 triliun per 31 Desember 2018.