Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah proyek yang digarap emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ditargetkan rampung di sisa tahun 2020
Direktur Utama Wika Agung Budi Waskito menjelaskan, proyek-proyek yang ditargetkan rampung di sisa tahun ini mencakup beberapa proyek infrastruktur dan energi.
Salah satu proyek yang telah mendekati tahap operasional adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) VIII Cilacap. Progres pembangunan pembangunan listrik berkapasitas 1x1.000 MW tersebut telah mencapai 99,29 persen dan ditargetkan dapat selesai dalam waktu dekat.
PLTU VIII Cilacap berlokasi di Desa Karang Kediri, Cilacap, Jawa Tengah. Proyek tersebut, lanjutnya, menelan biaya senilai Rp876 miliar.
Selain itu, emiten dengan kode saham WIKA ini menargetkan penyelesaian proyek ruas jalan tol Cengkareng-Kunciran. Jalan tol sepanjang 14,2 kilometer tersebut saat ini sudah terbangun sebesar 86,11 persen dan menelan biaya Rp2,48 triliun.
"Seksi I ruas Cengkareng-Kunciran kami targetkan sudah selesai pada tahun ini," jelasnya dalam paparan publik pada Selasa (25/8/2020).
Proyek jalan tol lain yang tengah digarap Wika adalah ruas Serang-Panimbang. Jalan tol yang merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut memiliki panjang 83,68 kilometer.
Proyek yang memakan biaya Rp3,31 triliun tersebut saat ini telah mencapai 65,9 persen dari keseluruhan pembangunan. Agung optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pembangunan jalan tol tersebut hingga akhir tahun ini.
Selanjutnya, proyek Terminal Kijing yang berada di Mempawah, Kalimantan Barat juga masuk dalam daftar penyelesaian untuk tahun 2020. Proyek yang menelan biaya Rp2,49 triliun itu telah dikerjakan sebanyak 69,7 persen.
Sementara itu, perusahaan juga membidik nilai kontrak baru sebesar Rp21,37 triliun hingga akhir tahun 2020. Agung mengatakan, jumlah tersebut telah mempertimbangkan dampak pandemi virus corona terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Jumlah tersebut berada dibawah target yanh dipatok pada awal tahun sebesar Rp65 triliun.
Secara rinci, emiten berkode saham WIKA ini menargetkan 44,79 persen nilai kontrak baru berasal dari BUMN. Sebesar 27,3 persen dibidik dari proyek-proyek milik pemerintah.
"Pada kuartal III/2020, pemerintah melaksanakan lelang sejumlah proyek strategis. Kami optimistis akan mendapat hasil yang baik," katanya.
Selanjutnya, sebesar 22,59 persen nilai kontrak baru ditargetkan berasal dari pihak swasta. Sementara, sisa sebesar 5,31 persen akan berasal dari proyek-proyek yang berada di luar negeri.