Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Top Loser Sepekan, Bagaimana Kinerja Sekar Bumi (SKBM)?  

Saham Sekar Bumi Tbk. (SKBM) turun 13,29 persen dalam sepekan terakhir yang mana pekan ini hanya terdapat dua sesi perdagangan.
Presiden Komisaris PT Sekar Bumi Tbk Finna Huang (dari kiri) berbincang dengan Presiden Direktur Harry Lukmito, Direktur Howard Ken Lukmito, dan Komisaris Independen Ratieh D. Item, menjelang paparan publik perseroan, di Surabaya, Senin (28/5/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan
Presiden Komisaris PT Sekar Bumi Tbk Finna Huang (dari kiri) berbincang dengan Presiden Direktur Harry Lukmito, Direktur Howard Ken Lukmito, dan Komisaris Independen Ratieh D. Item, menjelang paparan publik perseroan, di Surabaya, Senin (28/5/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang bergerak di bidang industri produk perikanan, pertanian, dan peternakan sapi, PT Sekar Bumi Tbk. terpantau mengalami penurunan harga saham yang signifikan dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, emiten berkode saham SKBM tersebut mengalami koreksi saham sebesar 13,28 persen hanya dalam dua hari perdagangan pekan ini dengan berada di level penutupan Rp300 pada Rabu (19/8/2020), merosot 46 poin dari perdagangan akhir pekan lalu.

Dalam sebulan terakhir, saham SKBM sebelumnya mengalami kenaikan cukup taham, 21,95 persen. Namun, bila dibandingkan sejak awal tahun (year to date), saham SKBM sudah turun 26,83 persen.

Apakah kinerja keuangannya sejalan dengan penurunan harga sahamnya? 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per 30 Juni 2020, Sekar Bumi masih harus menelan rugi sebesar Rp5,41 miliar, membengkak dibandingkan rugi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp819,44 juta.

Padahal, penjualan perseroan bertumbuh signifikan 44,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,28 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Alasan utama mengapa perseroan belum mampu mencetak kinerja yang cemerlang dari sisi laba bersih adalah ketidakmampuan perseroan untuk menekan beban pokok penjualan atau cost of good sold (COGS).

Untuk diketahui, beban pokok penjualan perseroan sudah menyerap 89,27 persen dari pendapatan pada semester pertama tahun 2020.

Hal ini kemudian diperburuk dengan kenaikan beban penjualan sebesar 24,12 persen year-on-year menjadi Rp52,47 miliar dan beban lainnya sebesar 634,57 persen year-on-year menjadi Rp18,53 miliar. Sementara, perseroan hanya memperoleh laba penjualan aset tetap sebesar Rp3,74 juta.

Di sisi lain, liabilitas perseroan berhasil menurun diakibatkan oleh nihilnya utang bank sehingga membuat total liabilitas perseroan pada periode semester satu sebesar Rp715,45 miliar.

Hal yang sama juga terjadi dari pos ekuitas, yang mana perseroan mencatatkan penurunan sebesar 8,02 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp952,79 miliar.

Walhasil, aset perseroan ikut tergerus 8,36 persen dibandingkan periode akhir 2019 menjadi Rp1,67 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper