Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Rupiah Menguat di Saat PDB Indonesia Minus 5,32 Persen

Pelaku pasar meyakini perekonomian bakal pulih mulai kuartal III/2020 setelah terhuyung di kuartal II/2020. BPS melansir produk domestik bruto Indonesia mengalami kontraksi minus 5,32 persen pada kuartal II/2020.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berhasil bergerak di zona hijau pada perdagangan Rabu (5/8/2020) kendati pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini terkontraksi 5,32 persen secara year on year.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.14 WIB rupiah berada di zona hijau, menguat 0,32 persen atau 48 poin ke level Rp14.578 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berhasil menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ketiga di Asia, tepat di bawah ringgit yang menguat 0,34 persen dan dolar Taiwan yang naik 0,33 persen.

Frances Cheung, Kepala Strategi Makro Asia Westpac di Singapura, mengatakan upiah berhasil menguat bersama dengan sebagian besar mata uang Asia lainnya karena didukung oleh tren pelemahan dolar AS.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,26 persen ke level 93,14. Penurunan itu juga mendorong investor untuk berpihak kepada aset-aset berisiko lainnya. 

Selain itu, ekspektasi investor global terhadap pertumbuhan ekonomi akan pulih setelah penurunan yang terjadi pada kuartal II/2020 berhasil menopang penguatan rupiah.

“Sentimen risk-on yang mendukung rupiah pada perdagangan kali ini, dan investor masih melihat adanya peluang untuk pemulihan terhadap ekonomi yang terkontraksi pada kuartal II/2020,” ujar Cheung seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/8/2020).

Adapun, penguatan rupiah terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (year on year/yoy) dibandingkan 5,07 persen pada periode sama tahun lalu. Sementara itu, kumulatifnya pada semester I/2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 1,26 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini bakal mengalami kontraksi di kisaran -3,5 persen hingga -5,1 persen dengan titik tengah di -4,3 persen. Selain itu, BPS juga mencatat deflasi selama Juli 2020 sebesar 0,10 persen month to month (mtm) dan inflasi tahunannya sebesar 1,54 persen yoy. Adapun, inflasi tahun kalender per Juli 2020 sebesar 0,98 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper