Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan, PT Sinar Mas Agro Resources Technology Tbk., terus menggenjot proses penyelesaian penambahan kapasitas pabrik biodiesel di Tarjun, Kalimantan Selatan.
Pinta S. Chandra, Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food, mengatakan bahwa proyek penambahan kapasitas pabrik biodiesel di Tarjun oleh perseroan masih dalam proses dan ditargetkan rampung pada 2021.
Emiten berkode saham SMAR itu pun telah menyerap belanja modal sekitar Rp419 miliar sepanjang semester I/2020 yang realisasinya terutama digunakan pendanaan proyek penambahan kapasitas pabrik biodiesel itu.
“Untuk [penambahan] kapasitas terpasang 1.500 ton per hari, dengan asumsi 300 hari kerja dalam setahun, maka kapasitas per tahun nantinya adalah 450.000 ton,” ujar Pinta kepada Bisnis, Rabu (5/8/2020).
Adapun, realisasi belanja modal itu juga digunakan perseroan untuk kegiatan peremajaan tanaman tua dan peningkatan kapabilitas dari fasilitas rafinasi dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Untuk diketahui,perseroan sejauh ini baru memiliki dua kilang biodiesel dengan total kapasitas mencapai 300.000 ton yang berlokasi di Marunda, Jakarta dan Tarjun, Kalimantan Selatan. Peningkatan kapasitas pabrik yang saat ini dilakukan oleh perseroan itu untuk menjawab prospek permintaan biodiesel yang diyakini semakin moncer.
Pinta pun menjelaskan permintaan pada semester kedua tahun ini diharapkan tetap baik didukung oleh realisasi program B30 dalam negeri dan ketatnya tingkat persedian produk sawit. Dengan demikian, perseroan dapat menjaga momentum pertumbuhan kinerjanya dari paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, perseroan berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp19,07 triliun sepanjang semester I/2020. Realisasi itu naik 7,11 persen dibandingkan dengan semester I/2019 sebesar Rp17,8 triliun.
Kinerja itu didukung oleh peningkatan harga jual rata-rata yang sebagian diimbangi dengan penurunan kuantitas penjualan.Kendati demikian, laba bersih perseroan turun 96,25 persen menjadi sebesar Rp10,77 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp287,17 miliar.
Penyusutan laba itu terutama karena dibukukannya rugi selisih kurs pada enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan laba selisih kurs yang dicatat pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, rugi selisih kurs itu sebagian besar belum terealisasi yang berasal dari pinjaman perseroan berdenominasi dolar AS.
Di sisi lain, perseroan mengaku akan terus berupaya meningkatkan penjualan baik melalui pasar ekspor maupun domestik dengan berfokus pada produk-produk dengan nilai tambah.
“Perseroan juga akan melanjutkan strategi jangka panjangnya dalam program peremajaan kebun serta peningkatan produktivitas dan efisiensi melalui mekanisasi dan otomatisasi,” papar Pinta.