Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Komentar Dovish The Fed, Wall Street Bergerak Variatif

Indeks S&P 500 terpantau menguat 2,33 poin atau 0,07 persen ke level 3.217,96, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 131,14 poin atau 1,27 persen ke 10.494,32.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/6/2020), karena investor menimbang kebangkitan global wabah virus sambil menantikan komentar dovish Federal Reserve pekan ini.

Indeks S&P 500 terpantau menguat 2,33 poin atau 0,07 persen ke level 3.217,96, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 131,14 poin atau 1,27 persen ke 10.494,32.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,18 persen atau 47,68 poin ke level 26.517,57 setelah sempat dibuka melemah 22,22 poin atau 0,08 persen ke level 26.447,67.

Indeks S&P 500 hanya menguat tipis karena reli di saham teknologi mengimbangi penurunan di sektor perbankan. Laporan pendapatan dari emiten indeks Nasdaq 100 selama beberapa hari ke depan akan memberikan petunjuk apakah kenaikan indeks hingga pertengahan Juli dapat menjadi berkelanjutan.

Saham Moderna Inc. melonjak setelah mendapatkan pendanaan putaran kedua dari pemerintah AS untuk vaksin eksperimental Covid-19 dan memulai percobaan tahap akhir.

Di sisi lain, kemunduran dalam perang global melawan virus corona diperkirakan mendorong Gubernur The Fed Jerome Powell untuk memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga acuan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Jumlah hasus harian di banyak negara bagian AS menurun, meskipun angka yang dilaporkan disebut seringkali tidak lengkap pada akhir pekan.

Sementara itu, indikator ekonomi frekuensi tinggi menunjukkan perlambatan, yang hanya akan memperkuat pandangan dovish The Fed.

"Pertemuan FOMC Juli harus memulai periode di mana pasar memperkirakan adanya periode dovish kebijakna The Fed dari Agustus hingga pertengahan September," tulis ahli strategi Morgan Stanley termasuk Matthew Hornbach dalam sebuah laporan.

"Ini seharusnya menguntungkan tingkat inflasi, mendukung aset berisiko, dan membebani dolar AS," lanjut mereka, seperti dikutip Bloombeerg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper