Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Duta Intidaya Tbk. (DAYA) pemilik lisensi gerai Watsons di Indonesia masih optimis memandang tahun 2020 kendati dihadang pandemi Covid-19 pada awal semester tahun ini.
Direktur Duta Intidaya Mohammad Asy’ari mengatakan perseroan telah melakukan beberapa inisiatif guna mempertahankan kelangsungan usaha gerai meskipun dengan adanya pembatasan jam operasional di beberapa pusat perbelanjaan.
“Untuk semester dua tahun 2020 ini, bisa kami mengharapkan realisasi pemulihan ekonomi, tentunya ini sangat membantu kepercayaan konsumen untuk meningkatkan jumlah spending untuk produk esensial, well-being dan kecantikan. Kami dari manajemen mengharapkan bahwa penjualan tetap positif di semester dua tahun 2020,” ungkapnya dalam paparan publik virtual perseroan, Jumat (17/7/2020).
Pada semester pertama, lanjutnya, aktivitas penjualan perseroan tetap berjalan kendati gerai Watsons terdampak atas penyebaran pandemi. Namun, perseroan tetap mengupayakan angka penjualan tidak terlalu turun signifikan dibandingkan periode yang sama.
Sebagai gambaran, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan 38,68 persen menjadi Rp300,47 miliar pada kuartal pertama tahun 2020. Kendati demikian, perseroan tetap membukukan rugi malah semakin membengkak menjadi Rp11,64 miliar pada periode yang sama.
Asy’ari mengatakan kerugian pada kuartal pertama disebabkan oleh pelemahan rupiah atas dolar AS yang sangat signifikan pada bulan Maret lalu. Hal ini yang akhirnya menjadi pemberat kinerja perseroan selama triwulan pertama tahun ini.
Baca Juga
“Kita memang banyak sekali melakukan impor produk. Namun, kita sedang menggalakkan development local product on brand agar eksposur kita terhadap mata uang asing bisa ditekan,” sambungnya.
Di lain pihak, Presiden Direktur Duta Intidaya Lilis Mulyawati menyebutkan perseroan menjalankan insiatif penjualan daring melalui layanan Watsons Send. Program ini, diakui, merupakan ide yang tiba-tiba tercetus saat perseroan terdampak pandemi.
“Kami luncurkan Watsons Send karena kami tahu pasti masyarakat akan mengalami penurunan yang sangat drastis untuk datang ke toko kami. Hasilnya luar biasa, salesnya memang masuk ke offline dan penambahan sekitar 20 persen di masa pandemic,” ungkapnya.
Lilis pun mengakui saat ini komposisi penjualan daring belum terlalu mendominasi dibandingkan pendapatan di gerai fisik yangmana omzet melalui e-commerce dan market place sebesar 30 persen dan penjualan fisik sebesar 70 termasuk dengan pendapatan dari penjualan dari layanan Watsons Send.