Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pantau PDB China, Bursa Asia Dibuka Variatif

Pasar Topix Jepang membuka perdagangan pagi ini di zona merah dengan koreksi tipis 0,1 persen. Kontraksi serupa juga dirasakan pada indeks Kospi Korea Selatan yang menurun 0,1 persen
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Asia dibuka bervariasi seiring dengan sikap investor yang menanti rilis data ekonomi China yang dapat memberikan gambaran terhadap pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (16/7/2020), Pasar Topix Jepang membuka perdagangan pagi ini di zona merah dengan koreksi tipis 0,1 persen. Kontraksi serupa juga dirasakan pada indeks Kospi Korea Selatan yang menurun 0,1 persen dibandingkan posisi penutupan Rabu kemarin.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat tipis 0,1 persen pada pembukaan sesi perdagangan. Adapun bursa berjangka S&P 500 terkoreksi 0,3 persen hingga pukul 09.04 waktu Tokyo, Jepang.

Pada perdagangan hari ini, investor terlihat lebih pasif setelah sentimen progres vaksin virus corona mendorong pasar ke arah positif pada Rabu kemarin. Saham Moderna Inc mencatatkan rekor kenaikan tertinggi setelah hasil uji vaksin yang menjanjikan.

Perusahaan pembuat vaksin lainnya, AstraZeneca Plc, juga mengemukakan optimismenya pada produk vaksin garapannya.

Saat ini, perhatian investor tertuju pada rilis data ekonomi China berupa produk domestik bruto (PDB) Negeri Panda pada kuartal II/2020 yang dapat memberi gambaran proyeksi kegiatan ekonomi mendatang.

"Sejumlah indikator menunjukkan bahwa harapan pasar untuk mendapatkan sedikit keuntungan pada kuartal ini akan tercapai. Yang perlu diperhatikan pada hari ini adalah pemulihan permintaan yang terjaga dan akan terus menyebar," jelas Portfolio Manager Pendal Group, Amy Xie Patrick.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump enggan meningkatkan tensi hubungan antara AS dan China yang sudah mendidih.

Trump diperkirakan tidak akan mengeluarkan sanksi lebih lanjut setelah dirinya menerbitkan peraturan yang memperbolehkan AS menindak para pejabat China yang dianggap menekan aksi demonstrasi di Hong Kong pada Rabu kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper