Bisnis.com, JAKARTA – Emiten keramik PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) memperkirakan pendapatan perseroan bakal turun 19,48 persen menjadi Rp233 miliar di akhir 2020. Proyeksi ini menggunakan asumsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak lagi diterapkan di hingga penghujung tahun.
Direktur Cahayaputra Asa Keramik Juli Berliana mengatakan pendapatan perseroan bakal turun sejalan dengan penurunan produksi. Adapun produksi turun karena terhambat penerapan PSBB.
“Selama periode PSBB, perseroan telah menghentikan kegiatan produksi pada bulan April 2020 sampai dengan minggu kedua bulan Juni 2020,” ungkapnya dalam paparan publik yang berlangsung di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Hal ini, lanjutnya, terpaksa dilakukan karena proses produksi keramik tergolong padat karya yang melibatkan banyak karyawan. Dalam tiga bulan pertama 2020, emiten bersandi saham CAKK itu mencatat penurunan pendapatan 22,35 persen menjadi Rp64,84 miliar. Adapun realisasi produksi turun 1 persen menjadi 2,05 juta meter persegi.
“Mengenai prospek usaha di semester kedua ini kami sudah melihat kondisi pasar mulai membaik. Sehingga kami berniat untuk menjalankan full capacity di tahun ini terutama untuk mesin existing kami,” jelas Juli.
Di lain pihak, perseroan mencadangkan belanja modal sebesar Rp35 miliar dengan uraian sebesar Rp32 miliar diperuntukkan untuk mesin baru dan Rp3 miliar untuk pemeliharaan mesin existing.
Perseroan juga melakukan efisiensi dalam produksi dengan menjalankan 1 unit mesin baru dengan kapasitas sekitar 7 juta m2 per tahun yang diharapkan bisa beroperasi sekitar bulan Agustus tahun ini. Saat ini, kapasitas produksi perseroan adalah 9,18 juta m2 per tahun,