Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Tahan Peringkat Utang Wijaya Karya (WIKA), Ini Kata Manajemen

Penegasan peringkat dari Fitch Ratings menggambarkan kepercayaan investor dapat terus terjaga dan mendukung perseroan dalam mensukseskan program-program pembangunan infrastruktur Indonesia.
Susana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.  di Jakarta, Senin (8/6/2020). RUPS berlangsung dengan menerapkan protokol menjaga jarak fisik. /wika
Susana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. di Jakarta, Senin (8/6/2020). RUPS berlangsung dengan menerapkan protokol menjaga jarak fisik. /wika

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyambut positif pemeringkatan dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings yang menegaskan peringkat perseroan.

Fitch Rating menegaskan Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal Issuer Default Rating (IDR) di ‘BB’. Sementara itu, Peringkat Nasional Jangka Panjang perseroan tetap pada AA- (idn).

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan penegasan peringkat dari Fitch Ratings menggambarkan kepercayaan investor dapat terus terjaga dan mendukung perseroan dalam mensukseskan program-program pembangunan infrastruktur Indonesia.

Menurutnya, perseroan saat ini masih menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang diandalkan oleh Pemerintah dalam mendukung program-program pembangunan infrastruktur.

“Rating ini sekaligus menekankan bahwa WIKA, sekalipun menghadapi tantangan pandemi Covid-19, masih memiliki risiko gagal bayar yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lain di Indonesia,” jelasnya melalui siaran pers, Selasa (30/6/2020).

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyatakan bahwa sampai dengan Mei perseroan mendapatkan kontrak baru senilai Rp2,9 triliun. Dia optimistis perolehan kontrak akan terus meningkat pada paruh kedua tahun ini.

"Sampai dengan akhir Mei kemarin, kontrak baru WIKA mencapai angka Rp2,9 triliun, dan memang ada informasi bahwa pada semester II beberapa tender pemerintah akan ada dimulai, walaupun saat ini masih mengkaji apa saja proyek-proyeknya," katanya kepada Bisnis, Selasa (30/6/2020).

Dia menyatakan juga memproyeksikan arus kas operasi akan lebih baik pada periode mendatang seiring dengan perbaikan proses produksi di lapangan. Menurutnya, meski belum sepenuhnya normal pengerjaan proyek mulai meningkat ke kisaran 70 persen—80 persen.

Posisi itu lebih baik dibandingkan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sempat membuat proses pengerjaan hanya mencapai 50 persen dari kapasitas normal. Bahkan, beberapa proyek sempat mengalami penghentian sementara.

Dia menyampaikan perseroan juga optimistis pembayaran dari sejumlah proyek besar, seperti Tol di Jakarta dan Kalimantan akan diterima dalam waktu dekat. Di sisi lain, perseroan juga akan mendapatkan pengembalian kekurangan dana talangan tanah sekitar Rp200 miliar.

“Besarannya saya belum memiliki datanya, tapi yang jelas ditargetkan pembayarannya pada tahun ini,” ujarnya.

Dia memperkirakan periode paruh kedua tahun ini akan menjadi periode yang lebih baik dibandingkan tahun pertama. Namun, perseroan tetap berhati-hati dalam memasang proyeksi dan tetap berencana merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

“Insyaallah kami tetap optimis, walaupun memang tidak sesuai dengan RKAP awal, sehingga memang kita sedang memproses revisi RKAP-nya. Diperkirakan akhir Juli ini selesai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper