Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Bursa Asia Menguat, IHSG Masih Melemah di Akhir Sesi I

IHSG melemah 0,24 persen atau 11,92 poin ke level 4.906,91 pada akhir sesi I, setelah sempat berfluktuasi dalam kisaran kisaran 4.898,48-4.938,39.
Karyawati beraktivitas di depan patung banteng di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di depan patung banteng di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Selasa (23/6/2020).

IHSG melemah 0,24 persen atau 11,92 poin ke level 4.906,91 pada akhir sesi I, setelah sempat berfluktuasi dalam kisaran kisaran 4.898,48-4.938,39. Pada perdagangan Senin (22/6/2020), IHSG berakhir melemah 0,47 persen atau 23,44 poin ke level 4.918,83.

Indeks sebelumnya sempat dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,21 persen ke level 4.908,32. Tercatat 143 saham menguat, 222 saham melemah, dan 171 saham stagnan.

Sebanyak 4 dari 9 sektor dalam IHSG bergerak di zona merah, didorong sektor industri dasar yang melemah 1,05 persen. Lima sektor lainnya menguat, dipimpin oleh sektor tambang yang naik 1,26 persen.

Hingga akhir sesi I, volume perdagangan saham IHSG mencapai 4,31 miliar lembar saham, dengan nilai mencapai Rp3,19 triliun. Sementara itu, investor asing mencatat net sell senilai Rp67,32 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan bahwa IHSG masih rentan mengalami koreksi pada sesi perdagangan hari ini. Berdasarkan rasio fibonacci, support pertama dan kedua memiliki kisaran level 4.865,27 hingga 4.778,71 serta resistance pertama dan kedua memiliki kisaran 4.975,54 hingga 5.97,14.

Nafan mengatakan berdasarkan indikator MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stokastik dan RSI berada di area netral.

“Di sisi lain, sebelumnya terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat,” ujarnya melalui riset harian yang dikutip, Selasa (23/6/2020).

Sementara itu, pergerakan bursa saham di Asia mayoritas menguat. Indeks Topix dan Nikkei 225 menguat masing-masing 0,98 persen dan 0,87 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite menguat 0,17 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia menguat menyusul reli positif indeks saham benchmark di AS yang ditopang oleh emiten-emiten teknologi. Para investor memperkirakan sektor ini mampu menghadapi pemulihan ekonomi yang kemungkinan terhambat.

Sejumlah investor berpengaruh mengemukakan optimismenya terhadap pemulihan ekonomi meski dibayangi lonjakan kasus positif virus corona. 

CEO Blackstone Group Inc., Steve Schwartzmann mengatakan perekonomian dunia akan pulih dengan membentuk pola V dalam beberapa bulan ke depan. Kendati demikian, pemulihan untuk sampai di level sebelum pandemi virus corona akan membutuhkan waktu lebih panjang.

Chief Market Strategist di Crossmark Global Investment Victoria Fernandez mengatakan kenaikan pasar modal akan didukung oleh tingkat likuiditas yang tinggi, suku bunga yang rendah, serta sentimen pemulihan ekonomi.

“Tetapi, masih banyak faktor ketidakpastian yang membuat pasar masih akan mengalami volatilitas sebelum tren penguatan berjalan secara berkelanjutan,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper