Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat Saham Volatil dan Bunga Deposito Turun, Obligasi Bisa Jadi Pilihan

Minat terhadap obligasi dinilai akan tetap terjaga baik dalam jangka waktu pendek, menengah dan panjang. Instrumen obligasi akan menjadi pilihan terutama di tengah tingginya volatilitas pasar saham saat ini.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com,JAKARTA — Instrumen obligasi dapat menjadi alternatif bagi investor perorangan atau ritel di tengah volatilitas pasar saham serta tren penurunan suku bunga deposito perbankan.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan banyak deposan mulai beralih ke instrumen surat berharga negara (SBN) ritel. Instrumen seperti obligasi negara ritel (ORI) menurutnya menjadi kompetitor terdekat untuk deposito.

Untuk investor perorangan, Ramdhan mengatakan ORI biasanya menawarkan kupon yang lebih tinggi dari deposito. Selain itu, pajak untuk SBN ritel lebih rendah sebesar 15 persen dibandingkan dengan deposito 20 persen.

“Buat investor ritel, dari sisi bunga biasanya obligasi di atas deposito. Tetapi, untuk investor ritel ketersediaan agak terbatas karena yang menerbitkan obligasi untuk ritel hanya pemerintah,” paparnya, Rabu (17/6/2020).

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Anil Kumar mengatakan reksa dana pendapatan tetap yang memiliki durasi yang panjang merupakan alat investasi paling tepat untuk investor lokal. Hal itu terutama untuk instrumen dengan underlying yang lebih banyak obligasi pemerintah.

Reksa dana pendapatan tetap menurutnya dapat menjadi pilihan karena investor tidak perlu ambil pusing untuk jual beli obligasi. Selanjutnya, investor juga mendapatkan kepastian bahwa reksa dana pendapatan tetap akan mengalami kenaikan net asset value (NAV) saat pasar mengalami reli.

Anil juga menyarankan investor mengoleksi obligasi pemerintah melalui reksa dana pendapatan tetap. Setidaknya, terdapat beberapa keunggulan antara lain fund manager memiliki banyak counterparty untuk negosiasi harga dan pajak yang lebih rendah sebesar 5 persen untuk reksa dana pendapatan tetap dibandingkan surat berharga negara (SBN) ritel 15 persen.

“Likuiditas lebih di reksa dana dibandingkan dengan langsung berinvestasi di obligasi pemerintah,” jelasnya.

Secara terpisah, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan minat orang untuk berinvestasi di obligasi masih akan sangat baik dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.  Instrumen itu menurutnya akan selalu menjadi pilihan terutama di tengah tingginya volatilitas pasar saham saat ini.

“Selain sebagai alternatif investasi, pastinya orang mencari investasi yang lebih aman ketimbang saham. Obligasi menjadi salah satu jawabannya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper