Bisnis.com, JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) membagikan dividen sebesar Rp149,21 miliar atau Rp55 per saham untuk periode 2019.
Jumlah dividen yang dibagikan ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan Saratoga Investama Sedyatama untuk periode 2019 pada Rabu (17/6/2020). Ada sejumlah agenda yang dibahas manajemen, di antaranya penetapan penggunaan laba bersih 2019 dan penjabaran rencana kerja perseroan di 2020.
Direktur Keuangan SRTG Lany D. Wong mengatakan bahwa rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Saratoga untuk periode 2019 menetapkan dividen sebesar Rp55 per saham.
Dengan demikian dividen yang dibagikan sebesar 2,01 persen dari laba bersih perusahaan senilai Rp7,4 triliun. Adapun sisa laba bersih dialokasikan ke saldo laba perseroan.
“Kami juga menetapkan bahwa dana sebesar Rp5 miliar akan dimasukkan ke dalam cadangan wajib perseroan,” ujar Lany.
Pada 2019, SRTG berhasil mengumpulkan penghasilan dividen sebesar Rp1,993 triliun dari portofolio investasi perusahaan. Sumbangan dividen terbesar berasal dari emiten otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp1,118 triliun.
Baca Juga
Emiten batu bara PT Adaro Energy (ADRO) menjadi kontributor dividen terbesar kedua dibelakang MPMX dengan catatan Rp593 miliar. Selanjutnya, penyedia menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) menyumbangkan dividen senilai Rp206 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2019, emiten bersandi saham SRTG tersebut mencatatkan keuntungan bersih atas investasi pada efek dan ekuitas senilai Rp6,22 triliun atau berbalik dari posisi rugi Rp7,25 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Keuntungan ini terutama didorong oleh kenaikan harga saham mark-to-market (akuntansi nilai wajar) dari PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk., PT Adaro Energy Tbk., dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Lonjakan keuntungan ini disumbang oleh dua sektor yang membalikkan kerugian pada 2018 menjadi keuntungan pada 2019. Pertama, sektor infrastruktur mencatatkan keuntungan Rp3,73 triliun dari sebelumnya merugi Rp4,34 triliun. Kedua, sumber daya alam yang membukukan keuntungan Rp2,89 triliun dari merugi Rp2,77 triliun.