Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal Dimulai, Wijaya Karya (WIKA) Siapkan New Target

Wijaya Karya tengah menimbang untuk mengubah rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Peninjauan ulang terhadap rencana target perusahaan diharapkan selesai paling lambat akhir Juni 2020.
GEDUNG BUMN WIJAYA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P
GEDUNG BUMN WIJAYA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menargetkan perbaikan kinerja seiring normalisasi kegiatan ekonomi dalam tatanan kenormalan baru atau new normal. Perseroan juga tengah mengkaji untuk merevisi target.

Dalam tiga bulan pertama, kinerja Wijaya Karya melempem. Laba emiten bersandi saham WIKA itu turun 65 persen, sejalan dengan penurunan pendapatan hingga 35 persen.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyatakan bahwa hal itu tidak lain disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19. Perseroan mengharapkan skenario kenormalan baru dapat memperbaiki kinerja pada sisa tahun ini.

“Untuk kuartal II/2020, saat ini kami sedang meninjau ulang kondisi dan target-target akibat Covid-19, serta estimasi bila kondisi new normal benar-benar dilaksanakan,” katanya kepada Bisnis, Senin (15/6/2020).

Dia menjelaskan perhitungan tersebut akan menjadi parameter perseroan untuk menentukan proyeksi untuk kinerja tahun ini. Perseroan telah mengantisipasi dampak Covid-19 ke dalam tiga skenario, yakni berat, sedang, dan ringan.

Perseroan juga masih memperhitungkan potensi produksi yang dapat diselesaikan pada tahun ini dan dibukukan sebagai pendapatan. Perseroan menyasar proyek dari pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) yang dinilai memiliki kualitas pembayaran prima.

“Hal tersebut sedang kami himpun datanya, akan masuk ke kategori mana, harapannya jika new normal dilakukan, maka dampaknya terhadap Wijaya Karya tidak berat,” ujarnya.

Mahendra menyatakan peninjauan ulang tersebut dijadwalkan selesai paling lambat pada akhir Juli. Hal ini akan berimbas pada perubahan guideline atau Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk 2020.

“Kami masih lakukan evaluasi, banyak yang dipertimbangkan untuk kondisi tersebut, seperti kondisi pasar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper