Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Kecemasan Gelombang Kedua Covid-19, IHSG Mengekor Wall Street

Laju IHSG langsung amblas ke level support 4.713 pada pembukaan perdagangan, Jumat (12/6/2020).
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan mengekor pergerakan indeks utama bursa Amerika Serikat dengan terjun ke zona merah awal perdagangan, Jumat (12/6/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks utama Wall Street keok pada sesi perdagangan, Kamis (11/6/2020). Investor mencemaskan gelombang kedua penyebaran Covid-19 serta adanya aksi profit taking setelah terjadi reli dalam beberapa sesi sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terkoreksi 6,90 persen sedangkan indeks S&P 500 amblas 5,89 persen. Adapun, Nasdaq melemah 5,27 persen.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengekor laju Wall Street. Laju indeks langsung amblas ke level support 4.713 pada pembukaan perdagangan, Jumat (12/6/2020).

Berdasarkan pantauan hingga pukul 09:05 WIB, IHSG telah terkoreksi 2,91 persen ke level 4.713,286. Sebanyak 33 emiten menghijau, 245 emiten mengalami koreksi, dan 69 emiten stagnan.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menjelaskan bahwa ketakutan investor terhadap serangan gelombang kedua Covid-19 membuat indeks di Wall Street berguguran, Kamis (11/6/2020) waktu setempat. Dow Jones terkoreksi 6,90 persen atau menjadi yang terbesar sejak Maret 2020.

Edwin menyebut ketakutan juga melanda pasar komoditas. Harga minyak jatuh 7,51 persen diikuti emas 0,72 persen, nikel 1,33 persen, dan batu bara 1,5 persen.

Dia memprediksi IHSG berpeluang kembali turun untuk hari keempat. Akan tetapi, secara valuasi banyak saham yang menarik untuk dibeli.

“Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness atau swing trade maka dapat fokus atas saham dari sektor batu bara, logam nikel, perbankan, unggas, semen, infrastruktur, dan ritel,” jelasnya melalui riset harian, Jumat (12/6/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper