Bisnis.com, JAKARTA – Tiga hari terakhir menjadi momentum kebangkitan harga saham emiten baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).
Betapa tidak, pada perdagangan Selasa (9/6/2020) hari ini saja, saham emiten pelat merah tersebut sudah menguat 6,66 persen atau 18 poin ke level Rp288.
Padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah dengan pelemahan sebesar 0,7 persen atau 35,51 poin ke level 5.035,06.
Sebagai informasi, harga saham KRAS mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan Senin (8/6/2020) lalu dengan peningkatan sebesar 25 persen atau 54 poin ke level Rp270.
Sepanjang satu bulan terakhir, kenaikan harga emiten baja tersebut juga cukup signifikan menyentuh angka 65,52 persen, dan sepekan melaju 50 persen! Apa sebabnya?
Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan sentimen perseroan mengambil andil yang sangat besar dalam pergerakan saham KRAS beberapa hari terakhir.
Baca Juga
“Kalau saya lihat lebih ke sentimen individual yang mana KRAS mendapat dana suntikan dari pemerintah. Beberapa waktu lalu ada 12 BUMN yang disebutkan akan disuntik dana (oleh pemerintah),” ujar Wisnu kepada Bisnis, Selasa (9/6/2020).
Menurutnya, isu bahwa pemerintah akan memberikan dana talangan masing-masing Rp3 triliun untuk KRAS dan Rp8,5 triliun untuk emiten penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) direspon positif oleh pasar.
Jika memperhatikan pergerakan saham GIAA, Wisnu juga menyebutkan penguatan harga saham emiten pelat merah tersebut sebesar 15 persen pada akhir pekan lalu juga dipengaruhi oleh hal yang sama.
Ia pun menilai koreksi saham GIAA sebesar 2,06 persen pada hari ini lebih dipengaruhi oleh sentimen revisi aturan pemerintah mengenai kapasitas penumpang pesawat yang dinaikkan menjadi 70 persen dari sebelumnya 50 persen.
“Menurut saya ini sentimen sesaat. KRAS dan GIAA sudah waktunya terkoreksi pasca menguat signifikan,” sebutnya.
Terkhusus untuk KRAS, lanjutnya, pergerakan saham emiten tersebut sudah menunjukkan sinyal pelemahan tercermin dari penurunan harga signifikan dari posisi tertingginya yakni Rp324 pada hari ini.
“Sudah disarankan (untuk) ambil untung atau take profit (saham KRAS),” tutupnya.
Sementara itu, dari sisi fundamental KRAS berhasil mencatatkan laba pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir pada kuartal I/2020. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$74,1 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan bahwa kinerja tersebut ditopang oleh efisiensi pada sejumlah lini, di antaranya penurunan beban pokok sebesar 39,8 persen dan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.
Dia juga menyatakan bahwa membaiknya kinerja perseroan dikontribusi oleh langkah-langkah perbaikan bisnis yang dilakukan sejak 2019. Strategi tersebut termasuk prorgram restrukturisasi dan transformasi.
“Salah satu hasil positif yang dicapai perseroan adalah penurunan biaya operasi induk sebesar 31 persen menjadi US$46,8 juta dibandingkan periode yang sama di tahun 2019,” katanya, Jumat (29/5/2020).
Silmy memaparkan pada periode tersebut, perseroan mampu meningkatkan produktivitas memalui program optimalisasi tenaga kerja. Pada Januari saja, optimalisasi kerja diklaim telah meningkat 43 persen dibandingkan Januari 2019
Selain itu, beban penggunaan energi, consumable, utility, biaya tetap, dan suku cadang mengalami penurunan. Dengan demikian, total penurunan pada Januari 2020 mencapai 28 persen terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia mengatkan untuk cash to cash cycle, perseroan juga mengalami percepatan siklus 40 hari atau sekitar 41 persen pada Desember 2019 dibanding dengan periode sepanjang 2018.
“Atas upaya-upaya efisiensi, Krakatau Steel telah berhasil melakukan penghematan biaya sebesar US$130 juta pada kuartal/2020,” ujarnya.