Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat imbal hasil (yield) obligasi India diprediksi akan mengalami pelemahan dalam beberapa waktu ke depan.
Menurut India Treasurer di Bank of America, Jayesh Mehta, pelemahan imbal hasil obligasi India akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, pembelian obligasi oleh bank sentral India sebesar US$75 miliar pada tahun ini yang merupakan rekor pembelian terbesar. Kedua, pemangkasan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral India.
Hal ini dinilai akan menekan laju penguatan imbal hasil obligasi India dan akan menekan yield seri benchmark obligasi India, yakni seri 2029, ke level 5,5 persen. Tingkat yield tersebut merupakan angka terendah sejak 2009.
“Kami melihat akan ada tren pelemahan imbal hasil obligasi India dalam enam bulan kedepan,” katanya dalam sebuah wawancara dikutip dari Bloomberg pada Senin (8/6/2020).
Jarak imbal hasil antara obligasi 2029 dan seri dengan tenor dua tahun berada di level 132 poin pada Jumat lalu setelah terjadinya pelebaran terbesar sejak Mei 2010.
Baca Juga
IDFC Asset dan FirstRand Bank memperkirakan tingkat imbal hasil obligasi India akan menguat setelah penjualan surat utang pemerintah senilai 12 triliun Rupee atau US$159 miliar.
“Tingkat imbal hasil dapat lebih rendah dari tingkat sekarang, karena kami melihat adanya pemangkasan tingkat suku bunga sebanyak 25 hingga 50 basis poin,” jelas Mehta.
Sebelumnya, Mehta juga memprediksi bahwa yield obligasi dengan tenor 10 tahun akan turun dibawah 6 persen berbanding dengan estimasi sejumlah pihak di angka 6,45 persen.
Pada awal 2019, ia juga memprediksi dengan tepat bahwa bank sentral India akan melonggarkan kebijakan moneter yang terbukti dengan pemangkasan suku bunga sebanyak 135 basis poin.
Bank of America Securities memprediksi bank sentral India akan membeli sebanyak 5,6 triliun Rupee (US$75 miliar) obligasi pemerintah pada 1 April lalu.
Sejauh ini, bank sentral telah melakukan pembelian obligasi sebesar 1,2 triliun Rupee yang membantu menurunkan imbal hasil seri 2029 lebih dari 50 basis poin sejak akhir Januari.
“Langkah yang dilakukan bank sentral India memberikan keyakinan kepada pelaku pasar bahwa bila ada tekanan yang cukup besar, mereka (bank sentral) akan mendukung pasar,” pungkas Mehta.