Bisnis.com, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi sejumlah saham pilihan pada Juni 2020 seiring dengan potensi pembukaan kembali aktivitas ekonomi dan menyambut era kenormalan baru.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan masa transisi pada bulan Juni setelah pengumuman relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar pada Kamis (4/6/2020) atau yang acap kali disebut sebagai kenormalan baru dianggap sebagai angin segar bagi emiten ritel.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya bahkan memasukkan emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) sebagai saham pilihan atau top picks untuk bulan Juni.
“Satu minggu lalu, kami melakukan pengecekan terhadap perilaku konsumen dan mendapati bahwa jalan utama Jenderal Sudirman menjadi sangat ramai, yang berindikasi kalau banyak orang sudah kembali bekerja atau memulai bisnis lagi di dalam kantor,” jelasnya dalam publikasi risetnya, Senin (8/6/2020).
Selama pantauan tim di dalam pusat perbelanjaan, sekuritas memperhatikan tidak hanya anak muda yang menyambangi mal tetapi juga orangtua dan anak kecil yang sudah mulai berbelanja setelah masa PSBB terelaksasi.
“Untuk Juni, kami lebih menyukai proksi pembukaan kembali ekonomi, saham dengan hasil dividen tinggi, barang-barang konsumsi, dan rumah sakit. Pilihan teratas bulanan kami untuk Juni adalah MAPI, PWON, BBRI, BBCA, PTBA, GGRM, UNVR, dan MIKA,” sambungnya.
Baca Juga
Sekuritas menimbang bahwa emiten seperti MAPI, PWON, BBRI, dan BBCA adalah proksi baik dari pembukaan kembali ekonomi.
Secara khusus, analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya memiliki pandangan netral pada sektor ritel untuk sisa tahun 2020. Memang, pembukaan kembali ekonomi global telah menjadi pendorong rebound pasar saham global.
Kendati demikian, Christine menyarankan investor ritel Tanah Air untuk berpikir konservatif terlebih dahulu.
“Kami masih mengantisipasi hasil kuartal satu dan kuartal dua yang akan dirilis, dan kami mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan akan melambat di kedua kuartal. Perusahaan ritel juga akan menerapkan PSAK 73 tahun ini, yang bisa berdampak negatif pada laba setelah pengakuan depresiasi dan bunga pada laporan laba rugi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Christine menggarisbawahi lonjakan penjualan pada sektor ritel kemungkinan besar akan terjadi pada akhir tahun setelah Presiden Jokowi menggeser cuti bersama akibat penyebaran Covid-19 yang terus masif selama bulan Ramadan.
Pergeseran cuti bersama pada bulan Desember kemungkinan tidak akan menambah antusiasme belanja konsumen peritel khususnya RALS dan LPPF karena lonjakan penjualan emiten tersebut berada pada periode selama bulan Ramadan.
“Meskipun demikian, di antara ritel di bawah jangkauan kami, ACES memiliki pendapatan musiman tertinggi pada kuartal keempat, diikuti oleh MAPI,” sambungnya.
Hal ini membuat sekuritas percaya bahwa ACES dan MAPI akan menjadi penerima manfaat utama dari relaksasi PSBB karena target pasar mereka lebih tangguh dibandingkan dengan RALS dan LPPF dan secara musiman pelanggan cenderung membeli barang-barang pada kuartal keempat, yang merupakan momentum yang baik untuk rebound.
Pada kuartal pertama, pembalikan signifikan dalam pertumbuhan konsumsi lebih condong ke kategori diskresioner, seperti pakaian, transportasi, dan restoran dan hotel, yang telah banyak diantisipasi.
Dengan begitu, sekuritas berharap pemulihan bertahap mendekati akhir tahun. Sehingga, pilihan utama sekuritas untuk sektor peritel adalah MAPI karena target pasar yang tangguh dan LPPF karena valuasinya yang sudah murah.
Sedangkan untuk ACES, sekuritas menyatakan valuasinya masih wajar sehingga direkomendasikan untuk menahan dahulu saham peritel alat rumah tangga tersebut untuk saat ini.