Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami penguatan seiring dengan proyeksi stimulus lanjutan dari Federal Reserve jika ekonomi Amerika Serikat kian memburuk.
Mengutip riset Monex Investindo Futures, harga emas berakhir lebih tinggi pada Selasa (19/5/2020) untuk memulihkan lebih dari setengah kehilangan sehari sebelumnya, karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan The Fed siap untuk memberikan lebih banyak dukungan bagi ekonomi domestik.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (20/5/2020) hingga pukul 10.32 WIB, harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak Juni 2020 berada di level US$1.753,8 per troy ounce, menguat 0,47 persen.
Sementara itu, harga emas pasar spot bergerak di level US$1.749,16 per troy ounce, naik 0,15 persen atau 4,11 poin. Adapun, indeks dolar AS naik tipis 0,07 persen menuju 99,438.
Dalam kesaksian kepada Komite Perbankan Senat pada hari Selasa, Powell mengatakan, The Fed harus siap untuk bertindak lebih lanjut dalam menyelamatkan ekonomi AS.
Powell mengisyaratkan semua program pinjaman darurat akan naik pada akhir bulan. The Fed dan Kongres mungkin perlu menyuntikkan lebih banyak uang ke dalam ekonomi AS.
Baca Juga
"The Fed jauh dari selesai dengan memompa stimulus ke dalam ekonomi AS dan harga emas mendapatkan momentum kenaikan," papar publikasi riset tersebut.
Meskipun laporan menunjukkan bahwa perusahaan farmasi Moderna Inc. telah membuat beberapa kemajuan awal menuju vaksin untuk virus, tetapi analis pasar emas mengatakan bahwa ukuran stimulus fiskal dan moneter yang lebih besar yang diberlakukan oleh pemerintah di seluruh dunia akan mendukung pembelian logam mulia untuk jangka panjang.
Harga emas membukukan kenaikan pekan lalu, di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. Virus kemungkinan telah mendorong dunia ke dalam resesi, yang mendukung daya tarik aset safe haven yang cenderung naik selama masa ketidakpastian ekonomi .