Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel gawai dan aksesoris PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) mengakui adanya kenaikan penjualan menjelang momentum lebaran yang tinggal menghitung hari.
Director of Marketing & Communications Erajaya, Djatmiko Wardoyo mengatakan pada momentum bulan puasa kali ini, terjadi kenaikan penjualan khususnya di toko-toko ritel yang masih beroperasi dan platform online eraspace.com serta mobile selling atau WA center.
“Tapi kemungkinan tidak akan bisa sama dengan penjualan kuartal kedua tahun lalu, karena jumlah toko yang tutup karena pandemi Covid-19 dan PSBB cukup masif dan terjadi di kota-kota yang jadi kantong penjualan terbesar, terutama Jabodetabek,” jelas Djatmiko kepada Bisnis.com, Selasa (19/5/2020).
Dikutip dari data laporan keuangan perseroan untuk periode 30 Juni 2019, Erajaya membukukan penjualan Rp15,43 triliun. Angka tersebut sebenarnya lebih rendah 9,73 persen dari perolehan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, ritel yang mengoperasikan gerai Erafone tersebut mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang kuartal pertama tahun 2020 lalu.
Djatmiko merincikan peningkatan penjualan yang lebih tinggi daripada kenaikan beban operasional adalah salah satu penyebab lonjakan laba bersih yang signifikan.
Baca Juga
“Dan lagi, salah satu faktornya juga menurunnya beban bunga (finance cost) perseroan secara signifikan, dari Rp 100,4 miliar di kuartal satu 2019 menjadi Rp53,7 miliar di kuartal satu tahun 2020, hal ini meningkatkan peningkatan laba perusahaan di kuartal pertama tahun ini,” imbuhnya.
Dikutip dari laporan keuangan konsolidasiannya, perseroan memperoleh laba bersih sebesar Rp102,7 miliar, naik signifikan 116,78 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya.
Kenaikan laba ini juga dikontribusikan oleh pertumbuhan penjualan sebesar 9,58 persen year-on-year menjadi Rp7,81 triliun pada triwulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangannya yang dirilis perseroan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (18/5/2020), perseroan menyatakan operasi perusahaan dan entitas anaknya dapat terdampak secara merugikan oleh pandemi Covid-19.
“Dampak masa depan dari wabah Covid-19 terhadap Indonesia serta perusahaan dan entitas anaknya belum dapat dijelaskan untuk saat ini. Namun, dampak masa depan juga akan bergantung pada efektivitas kebijakan tanggapan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia,” tulis manajemen dalam keterangan peristiwa setelah tanggal laporan keuangan.
Dengan demikian, dampak spesifik terhadap bisnis, pendapatan, dan nilai terpulihkan dari aset dan liabilitas perusahaan dan entitas anaknya belum memungkinkan untuk ditentukan pada tahap ini.