Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel penjualan gadget dan aksesoris PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) membukukan kinerja cemerlang sepanjang triwulan pertama tahun ini.
Dikutip dari laporan keuangan konsolidasian tidak diaudit per 31 Maret 2020 di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (18/5/2020), Erajaya membukakan kenaikan laba bersih sebesar Rp102,7 miliar. Realisasi ini meningkat signifikan 116,78 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp47,38 miliar.
Kenaikan laba ini juga dikontribusikan oleh pertumbuhan penjualan sebesar 9,58 persen year-on-year menjadi Rp7,81 triliun pada tahun ini.
Walhasil, perseroan akan membagikan laba per saham atau earning per share untuk periode pertama tahun ini sebesar Rp32, naik signifikan dibandingkan posisi kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp15.
Adapun, pemilik ritel Erafone tersebut nyatanya belum berhasil menekan beban pokok penjualan yang meningkat 8,52 persen, diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan serta beban umum dan distribusi masing-masing sebesar 12,33 persen dan 28,52 persen.
Namun demikian, Erajaya berhasil meraup penghasilan dari pendapatan lainnya dan pendapatan keuangan yang masing-masing melonjak 33,89 persen menjadi Rp42,87 miliar dan 143,9 persen menjadi Rp623,32 juta. Ditambah lagi, biaya keuangan perseroan menurun signifikan 46,56 persen menjadi Rp53,67 miliar.
Pendapatan perseroan pada kuartal ini didominasi oleh penjualan telepon selular dan tablet sebesar 76,09 persen, voucher senilai 13,56 persen, dibarengi oleh aksesoris serta komputer dan peralatan elektronik sebesar 6,36 persen dan 3,99 persen, dari total omzet.
Berdasarkan segmentasi geografis, penjualan terbesar berada di wilayah tengah yakni Jabodetabek, Kalimantan, Singapura dan Malaysia sebesar 68,54 persen, disusul oleh wilayah Timur sebesar 16,68 persen dan wilayah Barat yakni wilayah Sumatera dan Jawa senilai 14,78 persen dari total pendapatan pada kuartal ini.
Pos liabilitas perseroan turun tipis 0,19 persen menjadi Rp4,76 triliun, bersamaan dengan itu pos ekuitas meningkat 4,12 persen menjadi Rp5,18 triliun dibandingkan periode akhir tahun lalu.
Walhasil, aset perseroan bertumbuh tipis 2,01 persen dibandingkan periode 31 Desember 2019 menjadi Rp9,94 triliun. Adapun, kas dan setara kas perseroan masih berada dalam posisi minus, sama seperti periode sebelumnya, yakni sebesar Rp604,74 miliar.