Bisnis.com,JAKARTA— Indeks harga saham gabungan diprediksi akan coba menguat pada sesi perdagangan awal pekan, Senin (18/5/2020).
Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,14 persen ke level 4.507,61 akhir pekan lalu. Defisit neraca perdagangan yang lebih lebar dari ekspektasi menurutnya menjadi faktor utama penekan laju indeks.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia defisit US$350 juta pada April 2020. Nilai itu berada di atas ekspektasi US$200 juta.
Dia menyebut sektor saham keuangan masih menjadi sasaran aksi jual asing dengan koreksi 2,67 persen pada, Jumat (15/5/2020). Jual bersih atau net sell investor asing mencapai Rp1,09 triliun dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi top net sell value.
Untuk perdagangan Senin (18/5/2020), Lanjar menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG menguji lower bollinger bands. Support fractal di kisaran 4.475 dengan indikator stokastik yang telah mendekati area oversold.
“Secara teknikal kami perkirakan IHSG berpeluang kembali mencoba menguat di perdagangan awal pekan di support resistance 4.475–4.660,” tulisnya melalui riset yang dikutip, Senin (18/5/2020).
Adapun, Reliance Sekuritas merekomendasikan saham-saham yang dapat dicermati yakni ACES, BSDE, HMSP, GGRM, MNCN, TLKM, TOWR, dan TPIA.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rerata nilai transaksi harian selama 11 Mei 2020—15 Mei 2020 mengalami kenaikan sebesar 10,34 persen dari Rp5,801 triliun menjadi Rp6,401 triliun.
Kendati demikian, pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu tercatat turun 1,95 persen dari 4.597,430 pekan sebelumnya menjadi 4.507,607.