Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (13/5/2020), sejalan dengan laju bursa Asia
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG melemah 0,43 persen atau 19,60 poin ke level 4.494,24 pada jeda siang dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (14/5/2020), IHSG ditutup melemah 0,89 persen atau 40,52 poin ke level 4.513,83.
Indeks mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan 0,41 persen atau 18,36 poin ke level 4.532,19. Sepanjang perdagangan sesi I, indeks bergerak dalam kisaran 4.460,27–4.540,42.
Sebanyak 4 dari 10 sektor dalam IHSG bergerak negatif, didorong oleh sektor finansial yang melemah 2,27 persen dan perdagangan yang melemah 1,358 persen. enam sektor lainnya menguat, dipimpin sektor aneka industri yang naik 2,22 persen.
Sebanyak 138 saham menguat, 215 saham melemah, sedangkan 138 saham stagnan.
Baca Juga
IHSG melemah meskipun kinerja ekspor Indonesia sepanjang Januari – April 2020 mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan total ekspor Januari- April 2020 mencapai US$53,95 miliar lebih tinggi 0,44 persen dibandingkan dengan total ekspor pada periode yang sama tahun lalu senilai US$53,72 miliar.
Sementara itu, ekspor non migas pada Januari – April 2020 mencapai US$51,07 miliar naik 3,19% dibandingkan tahun lalu yang senilai US$49,49 miliar.
“Dengan ada Covid-19 saya harus aku dan bilang performa total ekspor kita masih lebih bagus dibandingkan ekspektasi atau gambaran umum,” katanya, Jumat (15/5/2020).
Sementara itu, untuk nilai ekspor April 2020, Suhariyanto mengungkapkan angkanya mencapai US$12,19 miliar atau turun 13,33 persen dari bulan sebelumnya sebesar US$14,07.
IHSG melemah di saat mayoritas bursa saham lainnya di Asia menguat. Indeks Topix dan Nikkei 225 menguat masing-masing 0,64 persen dan 0,63 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,37 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite menguat 0,27 persen, sedangkan indeks CSI 300 naik 0,11 persen.
Dilansir Bloomberg, bursa saham Asia menguat pada Jumat setelah investor mencerna data yang menunjukkan menawarkan gambaran beragam tentang pemulihan ekonomi China.
Produksi industri di China menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada bulan April, sementara angka penjualan ritel mengecewakan. Sementara itu, beberapa ekonomi Asia yang telah menikmati keberhasilan menekan virus corona, termasuk Korea Selatan dan China, sekarang menghadapi peningkatan kasus baru.
Peningkatan industri di China mengisyaratkan bahwa upaya stimulus pemerintah memperlihatkan sejumlah dampak positif, meskipun penjualan ritel yang lebih lemah menggarisbawahi kehati-hatian konsumen ketika ekonomi dibuka kembali.
"Secara keseluruhan, kumpulan data ini hanya menunjukkan perbaikan kecil dan bertahap dalam kegiatan ekonomi, yang dapat mengganggu pasar karena China dipandang sebagai ekonomi yang 'pertama keluar' dari Covid-19," kata Iris Pang, kepala ekonom wilayah China di ING, seperti dikutip Bloomberg.